Disebut Sebagai Hak Berekspresi, Aksi Membakar Al Quran Rasmus Paludan di Swedia Dikecam Habis-habisan!

Selasa 24-01-2023,16:10 WIB
Reporter : Dicky Pratama
Editor : Hendika

"Kami mengutuk sekeras mungkin serangan keji terhadap kitab suci kami. Mengizinkan tindakan anti Islam yang menargetkan umat Islam dan menghina nilai-nilai suci kami, dengan kedok kebebasan berekspresi sama sekali tidak dapat diterima," kata Kementerian Luar Negeri Turki.

 

 

 

Selain menyatakan sikap yang mengecam pemerintah Swedia yang dugaan pembiaran aksi membakar Al Quran tersebut, pemerintah Turki juga secara resmi membatalkan sepihak rencana kunjungan Menteri Pertahanan (Menhan) Swedia Pal Jonson ke Turki yang diagendakan 27 Januari mendatang.

 

BACA JUGA:TA 2023 Kementerian PUPR RI Dapat Rp 125,22 Triliun, Ini Prioritas Penggunaannya

"Kami telah mengikuti proses terkait kunjungan ini. Seperti yang anda ketahui, kami mengamati bahwa tidak ada reaksi dari pemerintah Swedia mengenai tindakan menjijikkan dan kejam terhadap Turki dan presiden kami. Pada titik ini, kunjungan Menteri Pertahanan Swedia, Pal Jonson ke Turki pada 27 Januari menjadi tidak berarti dan tidak penting. Itu sebabnya kami membatalkan kunjungan tersebut," kata Menteri Pertahanan Turki, Hulusi Akar.

 

 

 

Bukan cuma itu saja, para demonstran sebelumnya juga menggelar aksi di depan Kedutaan Swedia yang berada di Negara Turki. Aksi yang diikuti oleh ratusan massa ini, diwarnai dengan aksi membakar bendera Swedia.

 

BACA JUGA:Dikecam Menjijikan, Video Skandal Renald Fadli Mendadak Viral, Ternyata Ini Sosok Lawan Mainnya!

"Tidak dapat diterima bahwa otoritas Swedia mengizinkan tindakan provokatif semacam itu di depan kedutaan, yang akan membuat semua umat muslim di seluruh dunia marah. Juga bukan suatu kebetulan bahwa kedutaan Turki, dipilih sebagai lokasinya (lokasi membakar Al Quran)," kata salah seorang demonstran bernama, Mesut Emre Balci.

 

Kategori :