Antropolog Jerman dan Sejarawan Indo Mengungkap Misteri Hantu Kuntilanak di Pontianak, Hasilnya Mengejutkan!

Antropolog Jerman dan Sejarawan Indo Mengungkap Misteri Hantu Kuntilanak di Pontianak, Hasilnya Mengejutkan!

Penelitian dan riset untuk mengungkap misteri hantu Kuntilanak di Pontianak/Foto: Ilustrasi--Radarkepahiang.id

RK ONLINE - Antropolog Jerman, Timo Duile dan salah satu sejarawan Indo, Nadya Karima melakukan penelitian untuk mengungkap Misteri Hnatu Kuntilanak di Pontianak.

 

Dilakukan dalam waktu yang berbeda dan berselang hampir 1 dekade, antropolog Jerman dan sejarawan asal Indonesia ini, bermaksud untuk mengungkap Misteri Hantu Kuntilanak yang selama ini dirasa sangat kental di tengah-tengah masyarakat Indonesia yang terkesan sangat mempercayai takhayul. 

 

Seperti yang diketahui jika dari sekian banyak jenis hantu yang dikenal masyarakat di Indonesia, Kuntilanak merupakan hantu yang dapat dikatakan paling populer di Indonesia. 

BACA JUGA:Ada Tips dan Trik Lolos Seleksi TNI Polri dan Sekolah Kedinasan, KTC Kini Hadir di Bumei Sehasen!

Bakan saking menyeramkannya sosok Hantu Kuntilanak ini, tidak sedikit sutradara perfilman di Indonesia memilih untuk membuat film horor hantu Kuntilanak sampai akhirnya sukses meraup cuan.

 

Sosok Kuntilanak yang digambarkan sebagai sosok perempuan yang menggunakan baju tidur berwarna putih, rambut panjang dan sering tertawa nyaring ini, berhasil membuat hantu Kuntilanak menjadi sosok hantu paling menyeramkan yang dikenal masyarakat Indonesia.

 

Namun gambaran ini kemudian menimbulkan berbagai pertanyaan tentang asal-usulnya. Hingga akhirnya penelitian tehadap hantu Kuntilanak, dilakukan oleh antropolog Jerman bernama Timo Duile dan sejarawan asal Indonesia, Nadya Karima Melati.

BACA JUGA:Kilas Balik Kasus Doni Salmanan, Crazy Rich Bandung yang Mendadak Miskin Dengan Vonis 8 Tahun Penjara!

Melalui Journal of the Humanities and Social Sciences of Southeast Asia pada 2020, Timo Duile mempublikasikan hasil penelitiannya dengan judul "Kuntilanak: Ghost Narratives and Malay Modernity in Pontianak, Indonesia".

 

Sumber: