Tewas Dibunuh Perantau Asal Bandung Dimakamkan di Air Raman

Tewas Dibunuh Perantau Asal Bandung Dimakamkan di Air Raman

Identifikasi korban pembunuhan TKP Air Raman yang dilakukan kepolisian di RSUD Kepahiang.-Istimewah-

RK ONLINE - Setelah melalui visum dan identifikasi pihak kepolisian, Rabu (29/6/22) Beni (20) perantau asal Bandung Jawa Barat (Jabar) yang menjadi korban pembunuhan akhirnya dikebumikan di Desa Air Raman Kecamatan Bermani Ilir Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu. Dengan 2 luka tikam di bagian dadanya, petani tatoan ini dikebumikan di Desa Air Raman yang juga merupakan desa tempat peristiwa berdarah ini berlangsung.

 

"Korban sudah dibawa pulang dari RSUD dan dikebumikan di Desa Air Raman," terang Kapolres Kepahiang AKBP. Suparman, SIK, MAP melalui Kapolsek Bermani Ilir, Iptu. Darmawel Saleh.

BACA JUGA:Perantau Asal Bandung Itu Dibunuh Usai Pamitan Cari Sayuran

Sementara itu Kades Air Raman, Rosik mengungkapkan jika korban pembunuhan dengan terduga pelaku Bedul (16) ini, sudah 2 tahun tinggal di desa mereka. Hanya saja menurutnya selama tinggal dan menetap di Air Raman, korban sama sekali tidak pernah melapor kepada Pemerintah Desa (Pemdes). Bahkan setelah sempat beberapa kali bertemu, Rosik menduga jika selama ini korban sudah pulang ke kampung halamannya.

 

"Memang dulu beberapa kali pernah bertemu. Hanya saja saya fikir dia (korban) sudah pulang. Setelah dengar kabar ini (pembunuhan) saya baru tahu bahwa korban masih tinggal di sini (Air Raman). informasi dari masyarakat bahwa dia ini sudah sekitar 2 tahun tinggal dan menetap," ujar Rosik.

BACA JUGA:Perantau Asal Bandung Itu Positif Dibunuh, Apa Motifnya?

Sampai saat ini, Rosik mengaku tidak mengetahui apa yang melatarbelakangi kasus pembunuhan yang terjadi di desanya tersebut. Hanya saja dirinya meyakini bahwa selama ini baik korban maupun terduga pelaku, tidak memiliki catatan hitam alias berkelakuan baik.

 

"Keduanya sama - sama berkelakuan baik selama tinggal di desa ini," lanjutnya.

 

Sementara itu sejauh yang dirinya ketahui, Rosik mengatakan jika korban ini merupakan seorang perantau yang bekerja harian sebagai petani. Untuk menyambung hidup, dirinya bergantung pada upah harian yang diterimanya dari pemilik lahan.

 

Sumber: