Banyak yang Belum Paham, Ini Terminologi Hawa Nafsu Menurut Al-Qur'an dan Hadis

Banyak yang Belum Paham, Ini Terminologi Hawa Nafsu Menurut Al-Qur'an dan Hadis

Banyak yang Belum Paham, Ini Terminologi Hawa Nafsu Menurut Al-Qur'an dan Hadis--Dok/Net

Banyak yang Belum Paham, Ini Terminologi Hawa Nafsu Menurut Al-Qur'an dan Hadis

RK ONLINE - Kita seringkali menyebutkan kata 'hawa nafsu', apalagi menjalang bulan suci Ramadhan yang hanya menghitung hari ini, kata-kata tersebut akan semakin sering diucapkan. Contohnya bila ada seseorang yang tidak hendak membatalkan puasanya, kerap kali dianggap orang tersebut telah dikalahkan oleh hawa nafsu. Lantas apa sih makna sebenarnya tentang hawa nafsu ini? kenapa hampir segala perilaku buruk yang terjadi sering dikait-kaitkan dengan hawa nafsu? berikut ulasannya.

Dilansir dari buku Muhammad Mahdi Al-ashify yang berjudul terapi menundukkan hawa nafsu, ada beberapa hal yang dapat menjelaskan arti sebenarnya dari hawa nafsu ini.

BACA JUGA:Nyeri Ulu Hati, Apakah itu GERD atau Penyakit Jantung?

Hawa nafsu merupakan istilah keislaman yang sering digunakan di dalam Al-Quran dan hadis, kata-kata ini menjadi arti khas budaya keislaman. Dalam firman Allah S.W.T yang berbunyi: "Terangkanlah kepada-Ku tentang orang-orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya," HR. Ibnu Fahd Al Hilly

Kalimat ini bak mengisyaratkan bahwa Allah benar-benar murka terhadap orang-orang yang dikalahkan oleh hawa nafsunya. Dalam Al-Quran, Hawa nafsu adalah substansi jiwa manusia yang tidak dapat dihilangkan, melainkan dapat dikendalikan dan diarahkan. Sebab Allah telah menciptakannya dengan tujuan antara lain agar manusia dapat merasakan kesenangan di dunia

Dalam Al-Quran diceritakan beberapa contoh kehinaan dan kejatuhan manusia, disebabkan karena menuruti hawa nafsu. Diantaranya adalah profil Fir’aun yang dikuasai hawa nafsu kekuasaan yang mendorongnya menjadi seorang penguasa yang diktator. Qarun yang dikuasai hawa nafsu terhadap harta yang membuatnya menjadi seorang yang sangat bakhil dan tidak memiliki kepedulian kepada sesama, kaum Luth yang dikuasai hawa nafsu seks menyimpang dan sebagainya. 

BACA JUGA:WhatsApp Siapkan Fitur Kirim Pesan Lintas Platform Khusus Pengguna di Uni Eropa

Akibat dari hal tersebut, kemudian Allah murka dan menurunkan kepada mereka adzab-Nya disebabkan karena mereka memperturutkan hawa nafsunya dan tidak taat kepada-Nya.

Karena sifatnya suka kesenangan, kadang nafsu yang baik juga menjadi buruk. Contoh nafsu makan itu baik, akan tetapi ketika melampaui batas sampai kekenyangan, maka hukumnya bisa makruh dan jika menimbulkan sakit maka menjadi haram. 

Nafsu ibadah juga baik. Seperti menjalankan puasa. Tetapi ketika puasa sampai wisal (disambung sampai malam hari tanpa berbuka) maka hukumnya dilarang.  Atau puasa sunnah tapi sampai meninggalkan shalat wajib karena sangking lemesnya, maka itupun tidak baik.

BACA JUGA:New Innova 2024, Mobil Terbaru Toyota yang Dilengkapi Mesin Terkini

Dalam Islam, Nafsu terbagi dalam 4 bagian diantaanya:

1. Nafsu Lauwamah. Nafsu ini dikenal sebagai nafsu biologis, merupakan nafsu dasar yang ada pada setiap diri manusia, Nafsu ini merupakan bentuk pemenuhan kebutuhan biologis yakni makan, minum dan syahwat seksual seperti yang dijabarkan barusan.

Sumber: