Kementerian ESDM Resmi Tambah Insentif Konversi Motor Listrik Menjadi Rp 10 Juta, Simak Cara Pendaftarnnya!
Kementerian ESDM Resmi Tambah Insentif Konversi Motor Listrik Menjadi Rp 10 Juta, Simak Cara Pendaftarnnya!./--istimewah
Kementerian ESDM Resmi Tambah Insentif Konversi Motor Listrik Menjadi Rp 10 Juta, Simak Cara Pendaftarnnya!
RK ONLINE - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia (ESDM) telah menaikkan insentif konversi motor listrik dari sebelumnya Rp 7 juta menjadi Rp 10 juta.
Perubahan ini tercantum dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 13 Tahun 2023 yang mengubah Pedoman Umum Bantuan Pemerintah dalam Program Konversi Sepeda Motor dengan Penggerak Motor Bakar Menjadi Sepeda Motor Listrik Berbasis Baterai.
BACA JUGA:13 Pilihan Termurah Motor Listrik Subsidi, Miliki Segera Sebelum Kuota Subsisdi Terpenuhi!
Selain menaikkan insentif, peraturan ini juga membatasi biaya konversi tertinggi yang dapat dikenakan oleh bengkel konversi bersertifikasi, yakni sebesar Rp 17 juta. Ini berarti, konsumen hanya perlu membayar maksimal Rp 7 juta untuk melakukan konversi motor listrik.
Biaya ini mencakup pembelian battery pack, motor brushless DC (BLDC), dan controller yang disesuaikan dengan kapasitas energi listrik pada baterai dan daya motor listrik.
Peraturan tersebut juga mencakup berbagai penerima bantuan insentif konversi motor listrik, tidak hanya bagi individu, tetapi juga kelompok, masyarakat, lembaga pemerintah, dan non-pemerintah. Pada tahun anggaran 2023, bantuan ini akan diberikan untuk 50.000 unit motor listrik, dan pada tahun anggaran 2024, untuk 150.000 unit motor listrik.
BACA JUGA:Motor Listrik Honda Bakal Dapat Subsidi Rp7 Juta, TKDN Mencapai 40 Persen!
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arifin Tasrif, menyoroti kendala utama dalam program konversi motor dari bahan bakar minyak ke listrik, yaitu keterbatasan suplai baterai. Hal ini membuat langkah pemerintah untuk mengakselerasi elektrifikasi menjadi terhambat karena ketersediaan baterai listrik yang masih sangat terbatas.
"Kuncinya adalah ketersediaan baterai listrik yang memang terbatas sekali, harus ada kepastian mengenai keberadaan stok baterai listriknya karena kita belum bisa bikin sendiri," ujar Arifin.
Sumber: