Jangan Salah-Salah, Begini 5 Cara Diagnosis HIV AIDS yang Haus Diketahui

Jangan Salah-Salah, Begini 5 Cara Diagnosis HIV AIDS yang Haus Diketahui

Jangan Salah-Salah, Begini 5 Cara Diagnosis HIV AIDS yang Haus Diketahui--DOK/Net

Meskipun tubuh telah terinfeksi HIV, pemeriksaan darah belum ditemukan antibodi anti-HIV. Pada periode ini seseorang yang terinfeksi HIV dapat menularkan pada orang lain (sangat infeksius), ditandai dengan viral load HIV sangat tinggi dan limfosit T CD4 menurun tajam. 

"Flu-like syndrome" terjadi akibat serokonversi dalam darah, saat replikasi virus terjadi sangat hebat pada infeksi primer HIV. Fase ini biasanya berlangsung sekitar dua minggu sampai tiga bulan sejak infeksi awal.

BACA JUGA:Jurusan Kuliah yang Berpeluang Tinggi Dalam Seleksi CPNS dan PPPK Tahun 2024

Fase II (Masa Laten):

Fase ini bisa disertai gejala ringan atau bahkan tanpa gejala (asimtomatik). Viral load menurun dan relatif stabil, namun CD4 berangsur-angsur menurun. Tes darah antibodi terhadap HIV menunjukkan hasil reaktif, walaupun gejala penyakit belum timbul.

Pada fase ini, orang dengan HIV tetap dapat menularkan HIV kepada orang lain. Kemudian masa tanpa gejala rata-rata berlangsung selama 2-3 tahun, sedangkan masa dengan gejala ringan bisa berlangsung hingga 5-8 tahun

BACA JUGA:5 Tips Mudah Agar Tubuh Tetap Wangi Tanpa Menggunakan Parfum, Goodby Pewangi!

Fase III (Masa AIDS):

Fase terminal infeksi HIV, kekebalan tubuh telah menurun drastis, nilai viral load semakin tinggi, dan CD4 sangat rendah sehingga mengakibatkan timbulnya berbagai infeksi oportunistik.

Tuberkulosis (TBC), herpes zoster (HZV), oral hairy cell leukoplakia (OHL), kandidiasis oral, Pneumocystic jirovecii pneumonia (PCP), infeksi cytomegalovirus (CMV), papular pruritic eruption (PPE) dan Mycobacterium avium complex (MAC).

Sumber: