"Posi posi balik" teriak sang pemilik pondok memanggil anjingya, dan anjing itupun kembali ke pondok diikuti oleh anggota yang lainnya.
"alamak rame-rame kalian tersesat, mana bawa perempuan pula, ayo lah masuk dulu kepondok" ajak sang pemilik pondok.
Akhirnya kami masuk ke dalam pondok, dan kami disuguhkan jagung rebus oleh pemilik pondok yang kami semua ketahui namanya adalah Yanto, jadi kami memanggilnya mang Yanto.
Kepada mang Yanto kami menceritakan semua kejadian yang kami alami sambil mulut kami mengunyah jagung rebus tersebut, maklum kami sangat lapar. Dan betapa terkejutnya kami saat Mang yanto menjelaskan bahwa kami berada di Desa Pagar Gunung, itu sudah jauh sekali dari Desa Air Sempiang tempat awal kami mendaki, bahkan dengan sepeda motor pun harus menempuh perjalanan 50 menit.
Mang yanto juga menceritakan bahwa memang banyak orang tersesat di bukit hitam setelah membawa sesuatu dari sana dan orang yang tersesat munculnya di kebun mang Yanto ini.
Mang Yanto menyarankan kami bermalam di pondoknya dan pulang esok pagi saja, karena jam sudah menujukkan pukul sebelas malam, namun seluruh anggota perempuan kami ingin pulang karena memikirkan motor yang dititipkan dan takut orang tua mereka khawatir, karena hanya pamit satu hari saja.
Akhirnya mang Yanto yang kasihan dengan kondisi kami engan enggan menunjukkan arah kejalan raya. setibanya kami dijalan raya memang kondisi jalan sudah sangat sepi, dan tidak mungkin kami berjalan kaki menuju Desa tempat kami menitipkan kendaraan kami karena jarkanya cukup jauh, ada yang sibuk menelpon karena sinyal sudah kembali, ada yang celingak-celinguk berharap ada kendaraan lewat sehingga bisa kami tumpangi.
Pucuk dicinta mobil pun tiba, rupanya anggota perempuan kami yang bernama Rosa sang calon perawat, berhasil menghubungi keluarganya dan meminta jemputan dengan mobil tongkang.