RK ONLINE - Cerita mengerikan ini merupakan pengalaman pribadiku. Mungkin bagi sebagian pendaki gunung, cerita kami yang tersesat di Bukit Hitam gara-gara buah Rotan ini, terdengar seperti cerita horor. Sebab hanya gara-gara buah Rotan, kami tersesat di Bukit Hitam selama 5 jam.
Mendaki gunung memang hal yang menyenangkan dan memacu adrenalin. Namun apabila sampai tersesat, pendakian tidak akan lagi menyenangkan, bahkan menjadi pengalaman yang bisa membuat kita menjadi trauma. Baiklah tanpa basa-basi lagi akan aku ceritakan pengalaman pribadiku ini kepada para pembaca yang mungkin mulai penasaran dengan inti dari cerita mengerikan ini.
Nama ku Andi, kejadian ini ku alami di tahun 2016 tepatnya di bulan Januari, sekitar 4 tahun setelah aku tamat SMA. Waktu itu tidak ada rencana sama sekali untuk mendaki gunung sebab terkait mendaki gunung, aku juga hanya tahu namanya karena sering mendengarnya saja.
Namun 18 Januari melalui telepon, temanku yang bernama Edwin mengajakku mendaki Bukit Hitam dengan alasan, ingin melihat air terjun yang terdapat di Bukit Hitam. Saat itu Edwin menjelaskan, ini hanya sekedar hiking saja. Aku yang buta soal mendaki gunung pun berpikir bahwa Bukit Hitam ini jaraknya dekat dan membuatku dengan gampang mengiyakannya. Di dalam benakku ini cuma sekedar hiking "Ah paling satu dua jam sampai tujuan," gumamku dalam hati.
Oh ya, untuk diketahui kalau Bukit Hitam ini, terletak di Kecamatan Kabawetan yang menjadi perbatasan antara Kabupaten Kepahiang dengan Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu.
Edwin menjelaskan kami akan berangkat esok pagi beramai-ramai dengan guru-guru perempuan dari sekolah tempat dia mengajar dan akan pulang saat sore hari. Ya pekerjaan Edwin saat itu, adalah seorang guru honorer di sebuah sekolah swasta di kabupaten tempat ku tinggal.
Temanku menjelaskan kami akan berkumpul di rumah salah satu pemerintah desa di Desa Air Sempiang, Kecamatan Kabawetan, untuk menitipkan kendaraan dan memulai perjalanan menuju Bukit Hitam.
"Kita berangkat pagi dan pulang sekitaran jam 6 sore sudah di titik kumpul lagi, " jelas Edwin.