Bukan Cuma di Kepahiang, Prilaku Homoseksual Ternyata Memicu Penularan Kasus HIV di Indonesia Semakin Tinggi

Bukan Cuma di Kepahiang, Prilaku Homoseksual Ternyata Memicu Penularan Kasus HIV di Indonesia Semakin Tinggi

Bukan Cuma di Kepahiang, Prilaku Homoseksual Ternyata Memicu Penularan Kasus HIV di Indonesia Semakin Tinggi/--www.istockphoto.com

 

Adapun jumlah kasus AIDS pada laki-laki mencapai 7.375 kasus, atau setara 74,48% dari total kasus AIDS di Indonesia pada 2022. Sementara, kasus AIDS perempuan 2.521 kasus, dan gendernya tidak diketahui 5 kasus.

 

BNN melaporkan, mayoritas kasus HIV dan AIDS di Indonesia pada 2022 ditularkan melalui hubungan homoseksual, yaitu sebanyak 17.983 kasus. Faktor risiko penularan terbesar berikutnya adalah melalui hubungan heteroseksual yaitu 12.072 kasus.

BACA JUGA:Penyimpangan Perilaku Seksual Jadi Pemicu Tingginya Kasus HIV di Kepahiang!

Kemudian, penularan HIV dan AIDS di Indonesia juga melalui transfusi pranatal 7.310 kasus, jarum suntik tidak streril 351 kasus, hubungan biseksual 189 kasus, faktor risiko lainnya 12.324 kasus, serta faktor yang tidak diketahui 12.611 kasus.

 

Sebelumnya diberitakan, Mengawali tahun baru 2024, Dinas Kesehatan Kabupaten Kepahiang masih terus melakukan monitoring terhadap sejumlah pasien HIV di Kabupaten Kepahiang. Selain banyak pasien yang tertular penyakit HIV dari luar kabupaten, ternyata ada beragam pemicu lainnya yang membuat jumlah HIV di Kabupaten Kepahiang ini menjadi meningkat.

 

Dikatakan Kabid P3 Dinkes Kepahiang, Wisnu Irawan, S.Kep. Ada beberapa faktor pemicu tingginya kasus HIV di Kabupaten Kepahiang ini. Beberapa faktor tersebut diantaranya meliputi:

BACA JUGA:Bisa Atasi Gejala HIV, Ini Manfaat Kayu Manis Bagi Kesehatan

1. Perilaku Homo Seksual:

Dari puluhan kasus yang masih ditangani Dinkes Kepahiang sampai saat ini, salah satu pemicu HIV yang paling menarik perhatian adalah perilaku Homo Seksual. Perilaku penyimpangan seksual yang satu ini benar-benar di luar nalar, pasalnya para pelaku penyimpangan ini tidak membeda-bedakan siapa saja 'lawan main' nya.

 

"Entah itu berjenis kelamin laki-laki atau perempuan, tidak dibedakan," ujar Wisnu.

Sumber: