Semboyan NKRI 'Bhinneka Tunggal Ika' Ternyata Sudah Tertulis Dalam Kitab Kakawin Sutasoma, Ini Bunyinya!
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika/---freepik.com
BACA JUGA:Dicetuskan Ki Hajar Dewantara, Ternyata Ini Sosok Pahlawan Perancang Burung Garuda Lambang Pancasila
Mpu Tantular mengajarkan makna toleransi antar umat beragama yang dianut oleh pemeluk agama Hindu dan Buddha. Semboyan "Bhinneka tunggal ika tan hana dharma mangrwa" digunakan untuk menciptakan kerukunan di antara rakyat Majapahit dalam kehidupan beragama.
Dikutip dari Portal Informasi Indonesia, frasa Jawa Kuno tersebut mengandung arti berbeda-beda namun tetap satu jua. Bhinneka artinya beragam, tunggal artinya satu, ika artinya itu, yakni beragam satu itu.
Dalam sejarahnya, Bhinneka Tunggal Ika pertama kali diungkapkan oleh Moh Yamin, yang mengucapkannya di sela-sela sidang BPUPKI. I Gusti Bagus Sugriwa, tokoh dari Bali, juga ikut menyambut dengan ucapan "tan hana dharma mangrwa".
Pendapat lain menyatakan bahwa frasa Bhinneka Tunggal Ika adalah usulan Bung Karno, yang diusulkan setelah Indonesia merdeka, saat muncul kebutuhan untuk merancang lambang negara dalam bentuk Garuda Pancasila.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 1951 tentang Lambang Negara, Bhinneka Tunggal Ika ditulis dengan huruf Latin dalam bahasa Jawa Kuno tepat di bawah lambang negara.
BACA JUGA:Lambang Pancasila, Burung Garuda Memiliki Karakteristik dan Makna Berbeda Bagi Negara Indonesia
Jadi, semboyan Bhinneka Tunggal Ika pertama kali diungkapkan oleh Mpu Tantular dalam kakawin Sutasoma, menjadi bagian penting dari semangat persatuan dan toleransi di Indonesia.
Sumber: