Menurut golongan muda, proklamasi kemerdekaan melalui PPKI sama saja dengan menginginkan kemerdekaan dengan campur tangan Jepang. Padahal, golongan muda ingin kemerdekaan RI dilakukan atas pengorbanan dan perjuangan rakyat Indonesia sendiri, bukan atas campur tangan Jepang.
Namun, golongan tua termasuk Soekarno dan Moh. Hatta tetap menolak. Mereka ingin bertemu wakil Jepang dulu untuk membicarakan rencana tersebut.
6. Peristiwa Rengasdengklok
Penolakan itu membuat golongan muda menculik Soekarno dan Moh. Hatta ke Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945, agar mereka tidak terpengaruh dengan Jepang.
Hal ini membuat Achmad Subardjo, wakil dari golongan tua harus berunding lagi dengan Wikana, wakil dari golongan muda. Akhirnya, Achmad Subardjo sepakat untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dan menjemput Soekarno dan Moh. Hatta ke Rengasdengklok.
7. Perundingan dengan Jepang
Setelah kembali ke Jakarta dari Rengasdengklok, Soekarno dan Moh. Hatta menemui Mayor Jenderal Otoshi Nishimura untuk meminta kemerdekaan tapi ditolak. Sebab, Jepang sudah terlanjur meneken perjanjian dengan Sekutu.
8. Penyusunan Teks Proklamasi
Penolakan dari Jepang membuat Soekarno dan Moh. Hatta akhirnya mau mempercepat proklamasi kemerdekaan Indonesia sehingga Teks Proklamasi segera disusun.
BACA JUGA:Fakta Seputar Burung Garuda yang Harus Kamu Tahu!
BACA JUGA:Heboh! Beredar Video Penampakan Burung Garuda Berukuran Sangat Besar
Penyusunan Teks Proklamasi dilakukan oleh Soekarno, Moh. Hatta dan Achmad Subardjo di kediaman Laksamana Tadashi Maeda di Jalan Imam Bonjol Nomor 1, Jakarta Pusat.
Achmad Subardjo menyumbang kalimat utama dan Moh. Hatta menyumbang kalimat terakhir dalam Teks Proklamasi. Soekarno menuliskannya Teks Proklamasi tersebut.