Takut terjadi hal buruk, kami juga ikut menyusul. Aku tepat berada dibelakang Rizky menyusuri jurang hingga tiba di air terjun Bukit Hitam. Aku melihat teman ku ini sibuk memutari batu besar yang ada di air terjun seolah mencari sesuatu.
"Oy nyari apa, macam kehilangan barang," tanya ku sedikit mengagetkan Rizky.
Rizky tampak langsung terlihat sadar. "Perasaan ku tadi aku lihat perempuan putih sekali kulitnya, dia lagi mandi pakai kemben kain batik di sini," Rizky menceritakan apa yang dia lihat sambil menunjuk ke arah balik batu.
Ya batu ini besar sekali, besar dan tinggi. Saking besarnya, bisa dinaiki hingga 6 orang.
"Ay gila kau, mana ada orang di sini, sadarlah, apa jangan-jangan kamu sedang kerasukan," ucapku sedikit ketus kepada Rizky.
Akhirnya semua rombongan yang menyusul tiba di air terjun bukit hitam, indah sekali, air tejun ini puluhan meter tingginya, air nya juga bersih dan besar. Rasa lelah kami sirna seketika saat melihat keindahan air terjun Bukit Hitam ini.
Kemudian sekitar 1 jam, kami makan-makan dan berfoto-foto. Nah tanpa di ketahui anggota perempuan kami ternyata mengambil buah rotan di sekitaran air terjun. Ini dilakukannya karena buah rotan ini serenteng dan terlihat cantik seperti buah anggur. Buah rotan ini dibagi-bagikan termasuk aku juga mengambil buah rotan tersebut satu biji.
Lalu kami bersih-bersih dan menyimpan sisa maknana kami ke dalam tas lalu memutuskan pulang. Waktu itu sudah menunjukkan pukul 13.00 Wib di handphone kami. Namun di sinilah masalah pertama kami muncul. Saat pulang tiba-tiba hari mendadak hujan, mau tak mau kami yang tidak membawa perlengkapan kemah, melanjutkan perjalanan dengan cuaca yang terbilang cukup ekstrem. HP pun kami masukkan ke bungkusan sisa makanan kami agar tidak basah terkena air hujan.