Sultan Amangkurat 1, Sebanyak 6.000 Ulama Dihabisi Menggunakan Peluru Meriam Kerajaan Mataram

Senin 21-08-2023,13:58 WIB
Reporter : Dicky Pratama
Editor : Hendika

Sultan Amangkurat 1, Sebanyak 6.000 Ulama Dihabisi Menggunakan Peluru Meriam Kerajaan Mataram 

 

RK ONLINE - Dalam pemerintahan yang kelam dan tanpa belas kasihan, Sultan Amangkurat I tercatat sebagai seorang penguasa yang tega melakukan kekejaman dan sewenang-wenang di Kerajaan Mataram. 

 

Dalam kisah yang mengerikan, sang raja diduga menghukum mati orang-orang yang tak bersalah dan menguasai kekuasaannya dengan kejam. Keterangan-keterangan dari era tersebut mengungkapkan suatu tanda yang menunjukkan eksekusi tanpa ampun oleh raja yang keras ini.

BACA JUGA:3.000 Rakyat Kerajaan Dipaksa Minum Air Danau Hingga Kering, Kaisar Jie Bukti Kekejaman Cinta Terhadap Alkohol

Dilansir dari sumber sejarah, Sultan Amangkurat I mengarahkan bawahannya bersama empat orang kepercayaannya, yaitu Raden Mas, Tumenggung Nataairnawa, Tumenggung Suranata, dan Kiai Ngabei Wirapatra, untuk mengumpulkan informasi tentang para pemimpin agama. 

 

Informasi tersebut meliputi nama, keluarga, dan alamat mereka. Menakjubkan tetapi tragis, ini ditujukan agar eksekusi massal dapat dilakukan dengan efisiensi yang tak terbayangkan.

 

Sultan Amangkurat I juga memainkan perannya dengan cerdik untuk menghindari penampilan di luar istana. Meskipun demikian, ia menginstruksikan sidang peradilan mingguan yang seharusnya dilakukan di Sitinggil untuk tetap diadakan di dalam keraton. 

 

Tindakan ini membuktikan niat sang raja untuk bertindak dengan cermat dan berhati-hati. H.J. De Graaf mengisahkan dalam karya "Disintegrasi Mataram: Dibawah Mangkurat I" bahwa setelah semua data terkumpul, raja memberikan perintah terakhir kepada orang-orang kepercayaannya.

BACA JUGA:Tebang Pohon Malam Hari Disanksi Hukuman Mati, Hukuman Ketat Kerajaan Majapahi Bagi Koruptor dan Perampok

Langkah berikutnya sangat mengerikan. Mereka melakukan pembunuhan massal terhadap orang-orang yang tak bersalah, termasuk pria, wanita dan bahkan anak-anak. Isyarat pembantaian ini diduga berasal dari bunyi tembakan yang berasal dari meriam besar Sapujagat atau Pancawara di dalam istana.

Kategori :