RK ONLINE - Gejolak di wilayah barat seperti halnya konflik bersenjata negara Rusia-Ukraina menyebabkan iklim perekonomian dunia mengalami kemunduran. Bahkan tahun 2023 mendatang terdapat potensi terjadinya resesi secara global yang tentunya akan menambah kelesuan perekonomian.
Potensi resesi ini diakibatkan perang Rusia-Ukraina ditambah pandemi Covid-19 yang belum mereda. Juga adanya imbas harga komoditas energi yang melesat membuat tingginya inflasi atau kondisi naiknya harga barang dan jasa selama periode tertentu dan membuat daya beli masyarakat melemah.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu, Ir. Win Rizal, ME mengatakan, potensi resesi tahun 2023 mendatang di Indonesia sangatlah kecil. Sebab, menurutnya, potensi resesi akan sangat berdampak bagi negara-negara yang mengandalkan sektor perdagangan internasional seperti ekspor impor.
"Dari yang saya pelajari, potensi resesi ini sangat berdampak bagi negara yang mengandalkan perdagangan luar negeri. Kita kan tidak mengandalkan hal tersebut," kata Win Rizal, Jumat (4/11).
Ia menyakini, walaupun nantinya terdampak, jika Indonesia dapat menjaga pertumbuhan ekonomi dan mengoptimalkan iklim ekonomi maupun komoditas yang dibutuhkan saat kondisi perang global terutama komoditas yang menyumbang angka inflasi, Indonesia akan aman dari dampak besar resesi.
BACA JUGA:Ancaman Resesi, Pemda Diminta Lakukan Ini
"Salah satu penyebab resesi yakni salah satunya inflasi. Inflasi ini gambaran daya beli masyarakat, dimana gejolak harga imbasnya ke masyarakat. Jika inflasi bisa dikendalikan, Mudah-mudahan akan aman. Pertumbuhan ekonomi juga dijaga, mengingat saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia masih baik," papar Win Rizal.
Ia juga mengimbau agar tidak terlalu panik dan berlebihan dengan informasi potensi resesi 2023, namun yang harus dilakukan tetap mewaspadai melaui menjaga ketahanan pangan daerah dan mengoptimalkan produksi komoditas penyebab inflasi.