Terkendala Air, Waterboom Senilai Rp 15 Miliar Belum Bisa Dinikmati
Sejumlah fasilitas Waterpark di Kabawetan Kabupaten Kepahiang--
RK ONLINE - Meskipun sudah menelan anggaran hingga Rp 15 miliar pada TA 2021 lalu, destinasi wisata Waterboom Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu belum dapat difungsikan. Terkendala dengan suplay air, destinasi unggulan yang berlokasi di Kecamatan Kabawetan ini belum juga bisa difungsikan dan dinikmati.
"Sejumlah fasilitas sudah dibangun. Tapi sekarang belum bisa digunakan. Karena wahana kolam Waterboom belum mempunyai air atau airnya belum dialirkan," ungkap Kepala Dinas (Kadis) Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Parpora) Kabupaten Kepahiang, Tedy Adeba, ST.
BACA JUGA:Sempat Kabur Warga Sindang Beliti Diringkus Elang Juvi
Tedy mengungkapkan kalau sebelumnya dengan anggaran Rp 15 miliar, sejumlah pembangunan sudah dituntaskan. Diantaranya 1 gedung utama yang nantinya digunakan untuk pembayaran tiket, wahana permainan berupa Waterboom sebanyak 5 unit dan sejumlah fasilitas bangunan lainnya. Untuk pembangunan tahap II lanjut Tedy, pihaknya hanya mengandalkan rencana pinjaman daerah kepada Bank Bengkulu yang sampai saat ini, masih dilakukan evaluasi oleh pemerintah pusat.
"Cepat pinjaman diakomodir maka akan cepat pula pembangunan lanjutannya kita laksanakan," ungkapnya.
Diakui Tedy kalau nantinya pinjaman daerah diakomodir, pembangunan akan dilanjutkan. Sebaliknya jika anggaran tidak tersedia, pembangunan terpaksa dihentikan dan tidak dilanjutkan. Meskipun demikian fasilitas Waterboom yang sudah dibangun atau di lokasi akan tetap dimanfaatkan.
"Tunggu saja dana pinjaman daerah. Jika memang tidak tersedia lokasi wahana akan tetap kita manfaatkan. Harapan kita tetap saja pinjaman daerah diakomodir. Sehingga pembangunan bisa dilanjutkan. Kita sudah mengajukan anggaran Rp 10 miliar dan kita tunggu saja realisasinya," sampai Tedy
BACA JUGA:PLN UPDK Bengkulu Kurbankan 1 Ekor Kerbau, 2 Sapi dan 4 Ekor Kambing
Untuk proses pemanfaatan, Tedy mengatakan pihaknya akan bekerjasama dengan penggiat wisata untuk memanfaatkan hasil bangunan yang ada dengan semaksimal mungkin.
Sumber: