Presiden Perintahkan Konversi LPG ke Kompor Induksi, PLN : Kami Sudah Siap

Presiden Perintahkan Konversi LPG ke Kompor Induksi, PLN : Kami Sudah Siap

RK ONLINE - Presiden Joko Widodo mengumpulkan jajaran direksi serta komisaris PT PLN (Persero) dan PT Pertamina (Persero). Dalam salah satu arahannya, kepala negara ini meminta program transisi energi dijalankan. Seperti penggunaan kendaraan listrik dan kompor induksi. Sebagai solusi menekan impor dan memperbaiki neraca perdagangan, PT PLN (Persero) siap mengawal program pengalihan kompor berbasis energi import seperti LPG ke kompor berbasis energi domestik (kompor listrik) atau yang lebih dikenal dengan sebutan kompor induksi. "Kalau kita bisa mengalihkan itu ke energi yang lain, misalnya mobil diganti listrik semuanya, gas rumah tangga diganti listrik semuanya, karena di PLN oversupply. Artinya, pasokan dari PLN terserap, impor minyak di Pertamina turun," tegas Presiden Jokowi. Merespons arahan presiden, PLN berkomitmen siap menjalankan program konversi kompor induksi. Bahkan saat ini PLN sebenarnya sedang menggulirkan program Satu Juta Kompor Induksi. Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN, Bob Saril mengatakan dengan cadangan daya yang telah lebih dari 30 persen di hampir seluruh sistem kelistrikan, PLN siap mendukung program konversi kompor induksi. "PLN juga siap menggulirkan diskon tambah daya guna mempermudah pelanggan untuk beralih ke kompor induksi," ujarnya. Salah satu yang saat ini tengah berjalan, PLN memberikan harga khusus tambah daya hanya sebesar Rp 150 ribu melalui program Nyaman Kompor Induksi 2021 bagi pelanggan yang membeli kompor ini melalui partner yang memiliki kerjasama dengan PLN. Dari sisi penggunaan, kompor ini juga lebih murah dibandingkan dengan kompor LPG. Hasil uji coba menunjukan jika untuk memasak 1 liter air menggunakan kompor induksi 1.200 watt hanya memerlukan biaya sebesar Rp 158, sementara dengan kompor elpiji tabung 12 kilogram sekitar Rp 176. Sehingga dengan pola memasak rata-rata masyarakat di Indonesia, terjadi penghematan Rp 28.500,- dari biaya memasak setiap bulan. Selain itu, karena ini sifatnya mengubah kebiasaan masyarakat, PLN juga terus mengampanyekan electrifying lifestyle yang salah satunya penggunaan kompor induksi. "Kami memberikan edukasi kepada masyarakat tentang kelebihan dan manfaat penggunaan kompor ini," tutur Bob. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan kalau dari sisi waktu memasak, lebih hemat karena memungkinkan penyebaran panas yang lebih merata ketimbang kompor gas. Hal ini memungkinkan aktivitas memasak lebih cepat, sehingga hemat waktu. Waktu masak yang lebih cepat akan membuat kompor listrik lebih hemat penggunaan energi daripada gas. Dari sisi penghematan, Erick Thohir mengatakan penggunaan induksi berpotensi memberikan penghematan Rp 60 triliun bagi negara. "Ini percepatan penekanan impor dalam 5 tahun ke depan. Kalau kita bisa ubah minyak tanah ke LPG kenapa tidak ubah LPG ke listrik saja," kata Erick dalam konferensi pers, 31 Maret 2021 lalu. Baca juga : LP2L2 Binaan PLN UPDK Bengkulu Raih Penghargaan Konservasi Alam Untuk diketahui kalau PT PLN (Persero), adalah BUMN kelistrikan yang terus berkomitmen dan berinovasi menjalankan misi besar menerangi dan menggerakkan negeri. Memiliki visi menjadi perusahaan listrik terkemuka se-Asia Tenggara, PLN bergerak menjadi pilihan nomor 1 pelanggan untuk Solusi Energi. PLN mengusung agenda Transformasi dengan aspirasi Green, Lean, Innovative, dan Customer Focused demi menghadirkan listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik. Layanan PLN didapatkan melalui aplikasi PLN Mobile yang tersedia di PlayStore atau AppStore. Pewarta : Yus Ismail/Rls/Adv

Sumber: