Angka Kemiskinan di Kepahiang Meningkat Pesat

Angka Kemiskinan di Kepahiang Meningkat Pesat

RK ONLINE - Jika dibandingkan 2019 lalu, data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu menunjukan jika 2020 lalu angka kemiskinan di Kabupaten Kepahiang mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Diduga dipicu pandemi Covid-19, angka kemiskinan yang semula berada diangka 20.019 jiwa, 2020 naik menjadi 20.270 jiwa. Kepala BPS Kabupaten Kepahiang, Ir. Arbi, Selasa (5/10) menjelaskan jika kondisi demikian disebabkan banyak faktor. Hanya saja persentase angka kemiskinan ini mengalami penurunan jika dihitung berdasarkan jumlah real penduduk Kabupaten Kepahiang. Sebab di2019 lalu berjumlah 14,74 persen dan 2020 turun menjadi 14,69 persen. Dalam mengukur angka kemiskinan ini Arbi mengatakan jika mereka menggunakan konsep kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar atau Basic Needs Approach (BNA). Yakni garis kemiskinan pada tahun 2020 Rp 396.184 perkapita setiap bulannya. "Angka kemiskinan ini diukur dari sisi kemampuan ekonomi dalam memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran," terang Arbi. Di Kabupaten Kepahiang lanjut Arbi, jumlah penduduk miskin di 2019 lalu mencapai 20.019. Sementara setahun kemudian (2020) naik hingga 20.270. Namun dari sisi persentase angkanya mengalami penurunan karena adanya penambahan jumlah penduduk. Sedangkan untuk data di 2021 ini menurutnya masih dilakukan akumulasi. "Terdapat konsep kemiskinan yang dihitung. Jadi penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita bulanan di bawah garis kemiskinan," sambungnya. Dia meneruskan kalau sumber data utama yang dipakai adalah data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas). Konsep yang digunakan garis kemiskinan merupakan penjumlahan dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) serta Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM). "Penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita per bulan di bawah garis kemiskinan dikategorikan penduduk miskin. Ada beberapa faktor meningkatnya penduduk miskin ini. Kita hanya mendata sample berdasarkan konsep kemiskinan tersebut," demikian Arbi.   Pewarta : Reka/Krn

Sumber: