Nakes Banyak Terpapar Covid-19, Pemprov Bengkulu Lakukan Evaluasi
RK ONLINE - Mejelang masa kampanye Pilkada Bengkulu 2020, peningkatan kasus konfirmasi positif Covid-19 di Provinsi Bengkulu terus bertambah. Bahkan beberapa hari terkahir penambahan positif Covid-19 di Provinsi Bengkulu mencapai puluhan kasus. Dari jumlah tersebut, hampir 60 persennya merupakan Tenaga Kesehatan (Nakes). Menanggapi hal ini, Sekprov Bengkulu. Drs, H. Hamka Sabri, M.Si Kamis (24/09/2020) menuturkan, Pemprov Bengkulu akan melakukan evaluasi terkait banyaknya kasus konfirmasi positif itu. Evaluasi dilakukan terhadap kinerja dan cara kerja tenaga kesehatan yang menangani Covid-19. "Kalau kita lihat belakangan ini memang banyak tenaga kesehatan terpapar Covid-19. Kemungkinan itu terjadi karena mereka selalu berinteraksi bahkan kontak langsung saat menangani pasien positif Covid-19. Dalam hal ini, tentu kita ada langkah evaluasi. Kemudian, menerapkan sanksi denda sesuai Pergub Nomor 22 tahun 2020 untuk penerapan Protokoler Kesehatan," kata Hamka Sabri. Disisi peralatan medis, Hamka Sabri menyebutkan, Pemprov Bengkulu memiliki peralatan untuk penanganan pasien Covid-19 yang cukup dan tidak ada yang kurang. "Kalau untuk alat dan kelengkapan medis kita cukup, tidak ada yang kurang seperti APD (Alat Pelindung Diri) dan baju hazmat. Tapi mungkin itu tadi karena terlalu banyak berinteraksi dengan pasien hingga akhirnya ikut tertular," singkat Hamka. Terpisah, anggota Komisi IV DPRD Provinsi Bengkulu H. Zainal S.Sos, M.Si, menyampaikan, pihaknya meminta pada pimpinan atau atasan dalam suatu lembaga dinas instansi tegas kepada bawahannya terkiat penerapan protkol Covid-19. "Kasus positif Covid-19 di daerah kita meningkat signifikan. Bahkan dalam beberapa hari terakhir ini kasus positif bertambah puluhan. Sebab itu, kita minta para pimpinan atau atasan suatu lembaga lebih tegas kepada bawahannya dalam penerapan protocol kesehatan Covid-19," sampai Zainal. Zainal menambahkan, proses treacing konfirmasi positif Covid-19 hendaknya dilakukan secara massif. Sehingga bisa didekteksi sedini mungkin kasus-kasus positif Covid-19. "Memang ini jadi pertanyaan kita. Banyak tenaga kesehatan yang terpapar. Apakah hal itu terjadi karena kurangnya penerapan protokol kesehatan atau bagaimana. Tenaga kesehatan di rumah sakit, di Puskesmas tidak sedikit yang terpapar. Ini tentu sangat kita sayangkan," ujarnya. Karena, lanjut Zainal, kondisi ini membuat masyarakat menjadi ragu untuk datang berobat ke rumah sakit atau Puskesmas nantinya. Dilain pihak masyarakat sangat membutuhkan layanan kesehatan tersebut. "Juga untuk area perkantoran semestinya selain menerapkan protokol kesehatan menggunakan masker, jaga jarak, ataupun WFH serta disediakan fasilitas air untuk mencuci tangan. Hendaknya area perkantoran ini rutin dilakukan penyemprotan desinfektan," demikian Zainal. Pewarta : Febri Yulian Editor : Candra Hadinata
Sumber: