Dirut PDAM Janjikan Masalah Distribusi Air Tuntas 2 Minggu

Dirut PDAM Janjikan Masalah Distribusi Air Tuntas 2 Minggu

RK ONLINE - Menindaklanjuti laporan masyarakat di Jalan Mandi Angin, Kelurahan Pasar Kepahiang, Kecamatan Kepahiang terkait berhentinya distribusi air PDAM Tirta Alami sejak setahun terakhir. Komisi III DPRD Kabupaten Kepahiang menggelar hearing bersama manajemen PDAM Tirta Alami Kepahiang, Selasa (11/02/2020) pagi.

Dihadapan Komisi III, Dirut PDAM Tirta Alami Kepahiang, Sudarmin, SH menerangkan, pihaknya berjanji memperbaiki masalah distribusi air di kawasan kota. "Misalnya untuk wilayah Mandi Angin, kita akan hidupkan siang atau malam hari. Kami minta waktu 2 minggu untuk menyelesaikan persoalan ini," kata Sudarmin.

Dijelaskannya, sistem buka tutup diberlakukan lantaran debit air saat ini sedikit. Sehingga tidak bisa mendistribusikan air tanpa adanya sistem buka tutup. "Jadi matinya aliran PDAM dibeberapa wilayah selama ini karena memang debit air berkurang. Makanya kondisi saat ini kami memberlakukan sistem buka tutup," ujarnya. Baca Juga : Reses, Edwar Ungkap Pemprov Banyak Utang Lihat Video Hearing Komisi III Dengan Manajemen PDAM   

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Kepahiang, Candra menyampaikan, perbaikan pelayanan distribusi air PDAM khususnya untuk kawasan kota sifatnya urgent. "Masyarakat di perkotaan kesulitan untuk mendapatkan air bersih, jauh dari sungai bahkan sulit membuat sumur di lingkungan padat penduduk. Masyarakat Mandi Angin butuh solusi yang sifatnya mendesak, karena air merupakan kebutuhan pokok," sampai Candra.

Terpisah, salah seorang masyarakat jala Mandi Angin, Nur Ana mengatakan, pihaknya meminta PDAM menepati janji menyelesaikan persoalan ini dalam 2 minggu. Sebab sudah setahun terakhir masyarakat terpaksa membeli air untuk kebutuhan sehari-hari. "Membuat sumur tidak bisa karena tidak ada lokasinya.

Kalau selama ini kami merasa dianaktirikan. Lantaran dibeberapa wilayah air PDAM tetap hidup meskipun diterapkan sistem buka tutup. Kami sampai seperti ini memperjuangkan agar bisa dapar air PDAM karena tidak bisa bangun sumur. Kami selama ini pun kami sanggup membayar tagihan PDAM," demikian Nur Ana. Pewarta : Reka Fitriani Editor     : Candra Hadinata

Sumber: