Penemuan Tengkorak Akhirnya Terungkap, Ini Jenis Kelamin Berikut Usianya!
Penemuan Tengkorak Akhirnya Terungkap, Ini Jenis Kelamin Berikut Usianya!--DOK/RK
Radarkepahiang.id - Penemuan tengkorak manusia di Kabupaten Kepahiang, tepatnya di Kelurahan Durian Depun, memunculkan fakta baru. Sebelumnya, dokter forensik RSUD Curup, Kabupaten Kepahiang yang sudah melakukan pemeriksaan terhadap penemuan diduga 3 tengkorak manusia dalam sebuah tempayan.
BACA JUGA:Tenaga Honorer Ini Gagal Diangkat PPPK Gegara Bayi 3 Bulan Kejang-Kejang Saat Menunggu Antrean CAT
Dari pemeriksaan tersebut, diketahui jenis kelamin dari masing-masing tengkorak kepala. Kapolres Kepahiang AKBP M. Faisal Pratama, S.Ik melalui Kasat Reskrim AKP Dennyfit Mochtar, S.Trk didampingi KBO Satreskrim Ipda Ade Bertahansyah Utama, SH usai mendampingi peneliti dari Balai Pelestarian Kebudayaan Kementerian Kebudayaan Wilayah VII Lampung-Bengkululu Senin 15 Desember 2025 menjelaskan, hasil pemeriksaan forensik dokter RSUD Curup baru diketahui sebatas jenis kelamin dan perkiraan umur hidup dari masing-masing tengkorak.
BACA JUGA:Waiting List Haji 2.765, Skema Baru Disebut Untungkan CJH Kepahiang
BACA JUGA:Lantik Bunda Literasi, Pemkab Kepahiang Instruksikan Berfungsi ke Desa dan Kelurahan!
"Tulang tengkorak pertama merupakan tengkorak manusia, jenis kelamin laki-laki umur kurang lebih 30 hingga 40 tahun, tulang tengkorak kedua merupakan tengkorak manusia jenis kelamin perempuan umur kurang lebih 30 hingga 40 tahun. Untuk yang satu tengkorak lagi tidak bisa diperiksa karena kondisinya sudah hancur," jelas Ipda Ade.
BACA JUGA:Ditenggat 19 Desember, Akankah DD Tahap II Non Earmark 59 Desa di Kepahiang Cair?
BACA JUGA:Ini 6 Deretan Aplikasi Penghasil Saldo DANA Paling Dicari, Buruan Dicoba!
Mengetahui jenis kelamin dugaan tengkorak kepala manusia itu dijelaskan KBO Satreskrim berdasarkan hasil penjelasan dokter dapat dilihat dari postur tulang.
"Namun, untuk mengetahui berapa lama usia tulang-tulang itu, hasil pemeriksaan dokter tidak bisa menjelaskan. Tapi diperkirakan sudah ratusan tahun, karena kondisinya sudah sangat rapuh, namun saat ini pihak penelit dari Balai Pelestarian Kebudayaan Kementerian Kebudayaan untuk melakukan penelitian lebih lanjut," jelasnya.
Sumber:

