Namun pandangan ini berubah ketika Syarif Abdurrahim, menggusur pepohonan itu dan menjadikannya sebagai pemukiman penduduk yang saat itu menjadi cikal bakal Kota Pontianak.
Sejak penggusuran itu, sebutan terhadap roh-roh tersebut menjadi Pontianak atau Kuntilanak yang merujuk pada penunggu pohon tinggi. Hal itu yang mempengaruhi pemikiran masyarakat modern bahwa pohon-pohon besar kerap dihuni hantu.
BACA JUGA:PENGUMUMAN, Hasil Seleksi PPPK Guru 2022 Ditetapkan Panselnas, Illiza Sa’aduddin: Tambah Masalah!
Secara keseluruhan, Kuntilanak dianggap menakutkan karena penampilannya yang menyeramkan. Konotasi spiritualnya dalam kebudayaan masyarakat Indonesia serta cerita-cerita mengerikan yang diceritakan tentang sosok hantu perempuan yang sangat membahayakan.
Namun perlu diketahui jika berdasarkan penelitian Timo Duile, Misteri Kuntilanak hanyalah legenda dan mitos belaka dan tidak ada bukti empiris yang mendukung keberadaannya.
Di sisi lainnya Nadya selaku sejarawan Indonesia menyebutkan, pandangan seram terhadap Kuntilanak atau roh itu, terjadi karena kedatangan agama monoteisme. Monoteisme yang dengan tegas menolak keberadaan sosok spiritual lain selain tuhan, mengakibatkan pandangan masyarakat terhadap roh perlahan berubah menjadi hantu atau monster yang mengerikan.
"Monoteisme muncul bersamaan dengan patriarki. Mereka memperkenalkan konsep ketuhanan yang maskulin, menggeser kemudian menghancurkan kepercayaan lokal yang berhubungan dengan roh dan alam," tulisnya.
Adanya perubahan pendapat atau pandangan terhadap roh menjadi hantu ini, sejalan dengan pelekatan perempuan sebagai hantu. Semua ini menurut Nadya disebabkan karena perempuan memiliki pengalaman erat yang dekat dengan kematian seperti kematian saat melahirkan.
Angka kematian yang tinggi pascakelahiran, membuat perempuan diasosiasikan sebagai hantu. Hal ini menurut Nadya tidak dapat dibenarkan. Meski begitu, penggambaran Kuntilanak sebagai perempuan yang menyeramkan sudah terlanjur tertanam hingga berakar karena sering dipopulerkan oleh film dan cerita misteri yang sangat sulit bahkan tidak mungkin untuk dirubah kembali.