Jembatan Air Lanang Tanjung Alam Kian Memprihatinkan

Jembatan Air Lanang Tanjung Alam Kian Memprihatinkan

Kondisi jembatan Air Lanang Tanjung Alam yang membahayakan dan memprihatinkan.--

RK ONLINE - Setelah berulang kali diusulkan, bukannya membaik saat ini kondisi jembatan Air Lanang Desa Tanjung Alam Kecamatan Ujan Mas Kabupaten Kepahiang malah semakin memprihatinkan.

 

Tidak hanya dikhawatirkan dapat memakan korban, lantai kayu jembatan yang terus-terusan mengalami kerusakan, memaksa masyarakat desa setempat tidak henti-hentinya bahu membahu melakukan perbaikan. Padahal mereka berharap, jembatan yang menjadi urat nadi transportasi dan pertanian desa ini, bisa mencuri perhatian dan menjadi prioritas pembangunan pemerintah.

 

Kades Tanjung Alam, Feri Marzoni menerangkan kalau selama ini, dalam satu tahun jembatan Air Lanang ini sudah 3 kali perbaikan. Sebab selain kualitas matrial yang rendah dan kemampuan yang diperoleh secara swadaya masih sangat tervatas, membuat jembatan jalan akses utama di Tanjung Alam ini tidak bertahan lama dan selalu membutuhkan perbaikan. 

 

"Dalam setahun bisa sampai tiga kali kami bersama dengan masyarakat memperbaiki lantai kayu jembatan. Kalau tidak diperbaiki, bisa membahayakan masyarakat yang melintasinya," ungkap Feri.

 

Biaya yang digunakan untuk memperbaiki lantai jembatan tersebut, menurut Feri cukup banyak. Tapi karena swadaya materi dan tenaga dari masyarakat, jembatan itu tetap bisa diperbaiki namun tidak pernah bertahan lama seperti yang mereka harapkan. 

 

"Mau tidak mau masyarakat harus mau memperbaikinya. Karena jembatan Air Lanang ini merupakan akses satu-satunya bagi masyarakat kami. Dan allhamdulillah dari swadaya baik materi dan tenaga masyarakat, jembatan selalu dapat diperbaiki," ujar Feri.

 

Mewakili masyarakat Tanjung Alam, Feri mengatakan kalau pihaknya merasa kecewa dengan pemerintah karena tak kunjung merealisasikan pembangunan jembatan ini. Sebab jembatan yang seharusnya dibangun 2016 lalu oleh Pemerintah Provinsi Bengkulu ini, batal dan sampai saat ini tidak kunjung ada realisasinya. 

 

"Proposal usulan pembangunan jembatan sudah kami sampaikan kepada Pemerintah Provinsi Bengkulu. Ya menunggu dan entah kapan direalisasikannya," sesal Feri. 

 

Sementara itu Anggota DPRD Provinsi Bengkulu Dapil Kabupaten Kepahiang, Ir. H. Darmawansyah, MT meneyebutkan kalau usulan pembangunan jembatan Air Lanang Desa Tanjung Alam ini, sudah masuk dalam usulan pembangunan. Karena bersifat urgent, dia pun berjanji untuk mengawal anggaran pembangunan jembatan ini.

 

Menurut dia, usulan ini ditampungnya ketika reses dalam rangka menjaring aspirasi masyarakat di desa setempat beberapa waktu lalu. Namun dijelaskan Darmawansyah, untuk usulan pembangunan yang baru diusulkan harus melalui beberapa tahapan. Pertama, hasil reses disampaikan pada Pemerintah Provinsi Bengkulu. Kemudian, diusulkan dalam rencana pembangunan hingga tahap perencanaan Dinas PUPR yang selambat-lambatnya, bisa memakan waktu hingga 2024.

 

"Iya, usulan itu sudah kita masukkan. Pada saat reses juga sudah disampaikan terkait pembangunan jembatan Desa Tanjung Alam. Nanti kita sampaikan dalam rapat paripurna bersama pemerintah provinsi. Paling tidak perencanaannya dimulai tahun depan yang 

 

kemungkinan realisasinya baru bisa 2024 mendatang. Karena tahap pembangunan itu membutuhkan berbagai tahapan, usulan, perencanaan baru realisasi," jelas Darmawansyah.

 

Politisi Golkar ini berharap, Pemerintah Provinsi Bengkulu melalui Dinas PUPR dapat memprioritaskan pembangunan jembatan Air Lanang tersebut melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) pada tahun anggaran mendatang. 

 

"Pembangunan jembatan bisa menggunakan DAU ataupun DAK. Namun kalaupun bisa, menggunakan DAK itu tahun depan. Mengenai ini akan kita koordinasikan lagi dengan Dinas PUPR provinsi," ujar Darmawansyah.

 

Terbatasnya pelaksanaan pembangunan infrastruktur di tingkat daerah yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi Bengkulu sambung Darmawan, ini disebabkan terbatasnya anggaran karena beberapa tahun belakangan ini menghadapi dilanda pandemi Covid-19. 

Sumber: