Demo Penolakan Kenaikan BBM Ricuh

Demo Penolakan Kenaikan BBM Ricuh

DOK/RK : DEMO : Massa saat menggelar aksi demonstrasi penolakan kenaikan BBM di depan kantor DPRD Provinsi Bengkulu--

RK ONLINE - Aksi unjuk rasa menolak kenaikan BBM kembali dilakukan di depan Kantor DPRD Provinsi Bengkulu, kemarin (6/). Jika sehari sebelumnya aksi demo dilakukan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), kali ini unjuk rasa dilakukan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan aliansi mahasiswa se-Provinsi Bengkulu bersama dengan elemen masyarakat. Massa menyuarakan penolakan dan tuntutan agar dibatalkan kebijakan menaikkan harga BBM. 

"Hidup mahasiswa, hidup rakyat Indonesia. Kondisi ekonomi sulit kami minta turunkan harga BBM," teriak mahasiswa menyampaikan orasinya. 

Dalam orasinya mahasiswa meminta pimpinan dan jajaran DPRD Provinsi Bengkulu untuk dapat menemui mereka dan mendengarkan aspirasi yang ada. Dalam aksi tersebut massa berniat untuk membentangkan spanduk yang berisi bertuliskan turunkan BBM dan turunkan Presiden Joko Widodo di gedung DPRD Provinsi Bengkulu. Hanya saja aksi yang sebelumnya berjalan tertib, sekitar pukul pukul 13.00 WIB akhirnya berujung ricuh. Pagar gedung DPRd Provinsi rusak karena tidak adanya tindaklanjut dari pihak DPRD Provinsi Bengkulu. Pihak kepolisian yang berusaha mengendalikan massa unjuk rasa terpaksa menembakkan gas air mata dan menyemprotkan air dari kendaraan water canon. 

Kapolres Bengkulu, AKBP Andi Dady mengatakan upaya dilakukan pihaknya sebagai bentuk tindakan untuk mengantisipasi massa unjuk rasa yang dianggap tidak bisa dikendalikan. Sehingga dilakukan tindakan penembakan gas air mata, penyemprotan air, maupun kegiatan memukul mundur massa oleh aparat yang bertugas. 

"Walaupun terjadi suasananya ricuh, kita pastikan tidak adanya korban dari pihak mahasiswa maupun petugas," kata Kapolres. 

Beberapa mahasiswa yang dianggap melakukan tindakan represif atau sebagai propokator yang menyebabkan terjadinya kericuhan diamankan. Bahkan ada satu orang pelajar SMK yang ikut aksi yang membawa batu didalam tas juga berhasil diamankan. 

"Kita nantinya akan minta pertanggungjawaban yang dilakukan. Pihak dari Universitas hingga wali mahasiswa/murid akan kita panggil dan musyawarahkan terkait ini," papar Kapolres. 

 

BACA JUGA:Tolak Kenaikan BBM, KAMMI Demo DPRD Provinsi

 

Terpisah, Wakil Presiden Mahasiswa (Wapresma) Universitas Bengkulu, Agung Roihan menyampaikan pernyataan sikap tidak mosi tidak percaya terhadap DPRD Provinsi Bengkulu dan Kepolisian Daerah Bengkulu lantaran tindakan yang dilakukan. Serta  terjadi tindakan represif yang dialakukan pihak kepolisian serta penahanan terhadap 8 orang mahasiswa dan pelajar serta lebih dari 5 orang yang terluka dan dilarikan ke rumah sakit. 

"Kami menuntut agar teman-teman yang ditahan untuk dibebaskan. 6 dari Universitas Bengkulu, 1 dari Universitas Muhammadiyah dan 1 Orang pelajar. Kami juga menuntut pihak kepolisian untuk bertanggung jawab untuk korban yang luka-luka karena dipukul paksa," tegas Agung. 

Peserta aksi unjuk rasa dapat dibubarkan sekitar pukul 18.00 WIB setelah adanya pernyataan dan koordinasi antara pihak kepolisian dan perwakilan mahasiswa.

 

Sumber: