Desa Pelangkian Punya Sumur ‘Ajaib’

Desa Pelangkian Punya Sumur ‘Ajaib’

RK ONLINE - Masyarakat Desa Pelangkian beruntung memiliki sumur 'ajaib' yang lokasinya berada di sebelah kantor desa. Sumur bor dengan kedalaman kisaran 40 meter tersebut tidak pernah kering meski saat musim kemarau. Bahkan jika lazimnya sumur bor menggunakan mesin penyedot air, hal itu tak berlaku untuk sumur bor yang dibuat pada tahun 2011 ini. Air dari dalam sumur terus mengalir dengan sendirinya. Sekdes Pelangkian, H. Ersaloni menyampaikan, penggalian sumur berbarengan dengan pembangunan kantor desa yang dilakukan oleh Dinas PU Kabupaten Kepahiang tahun 2011 lalu. Setelah jadi, air dari sumur bor ini langsung keluar tanpa menggunakan mesin penyedot. "Bisanyakan untuk mengambil air dari sumur bor menggunakan mesin penyedot atau peralatan lainnya. Tapi sumur milik desa ini, keluar dengan sendirinya dan keluar secara terus-menerus, " sampai Ersaloni. Sekarang, sumur tersebut ditutup rapat dan hanya menggunakan 1 pipa saja sebagai penyalur airnya. Secara terus-menerus airnya mengalir, sehingga dibuatkan bak penampung untuk memudahkan masyarakat melakukan pengambilan air. Kondisi air sumur tersebut juga tidak pernah mengecil walaupun musim kemarau dan terus saja mengalir. "Kondisi airnya bersih dan bening. Walaupun musim kemarau airnya tetap mengalir dan tidak pernah kering serta tetap mengalir terus-menerus," ungkap Ersaloni. Ditambahkannya, ketika musim kemarau, masyarakat setempat memang terbantu dengan adanya sumur. Karena ketika sumur milik masyarakat kering, namun tidak dengan sumur ini. Bahkan bukan hanya masyarakat Desa Pelangkian saja yang mengambil air, tapi masyarakat desa lainnya juga mengambil air di sumur ketika musim kemarau tiba. "Ketika musim kemarau memang sumur ini bisa membantu masyarakat, saat kemarau masyarakat desa dan masyarakat desa tetangga antrian untuk mengambil air bahkan hingga sore hari. Alhamdulillah kita mempunyai sumur ini, sehingga bisa memberikan manfaat untuk masyarakat baik dalam musim kemarau maupun penghujan seperti sekarang," demikian Ersaloni.   Pewarta : Epran Antoni/Krn

Sumber: