Kabupaten Kepahiang Rawan Bencana Hidrometereologi

Kabupaten Kepahiang Rawan Bencana Hidrometereologi

RK ONLINE - Dari 9 kabupaten dan 1 kota yang ada di Provinsi Bengkulu, Kabupaten Kepahiang merupakan kabupaten dengan tingkat kerawanan bencana sangat tinggi. Ini disampaikan Kepala BPBD Kabupaten Kepahiang, Ir. Taufik dalam kegiatan sosilisasi dan pelatihan meteorologi, Rabu (24/03/2021). Dari beberapa kategori bencana, Taufik menerangkan, Kabupaten Kepahiang merupakan daerah rawan terhadap bencana Hidrometeorologi. "Bencana terdiri dari 2 macam yakni bencana Hidrometereologi dan bencana Geologi. Dari dua jenis bencana ini, Kabupaten Kepahiang rawan bencana Hidrometereologi," kata Taufik. Bencana Hidrometereologi adalah bencana alam seperti banjir, angin puting beliung, longsor dan pohon tumbang. "Jadi dari seluruh kabupaten dan kota yang ada di Provinsi Bengkulu, Kabupaten Kepahiang paling rawan bencana Hidrometereologi," sampai Taufik. Dengan tingkat kerawanan yang tinggi ini, Taufik mengajak puluhan relawan dan Satgas bencana Kabupaten Kepahiang lebih peka dan peduli terhadap bencana. Dengan tetap mengedepankan komunikasi yang intensif. "Satgas dan relawan juga merupakan perpanjangan tangan BPBD dalam bersosialisasi kepada masyarakat. Tidak hanya bencana, relawan dan Satgas juga tanggap dan peka terhadap potensi bencana," tutupnya. Sementara itu sebelum membuka sosialisasi dan pelatihan ini, dalam arahannya Asisten I Pemkab Kepahiang, Burlian, SE menerangkan, mitigasi bencana merupakan program persiapan dalam menghadapi potensi bencana. Dengan tujuan meminimalisir resiko saat peristiwa bencana terjadi. "Tidak ada yang bisa menolak datangnya bencana. Tapi kita bisa melakukan upaya dalam mengantisipasinya. Dengan harapan resiko atau dampak yang ditimbulkan dari bencana bisa diminimalisir," jelas Burlian. Burlian yang mewakili Bupati Kepahiang juga menegaskan, relawan dan Satgas harus responsif dalam menghadapi bencana. Sehingga menurutnya dalam suatu bencana, keterlambatan petugas bisa mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang atau bertambahnya jumlah korban. "Relawan dan Satgas harus cerdas, tanggap dan peka. Tunjukkan kepada masyarakat kalau kita ada dan tidak tinggal diam. Karena kejadian bencana merupakan panggilan sosial untuk relawan, Satgas dan seluruh lapisan masyarakat untuk bergerak bersama membantu korban dan yang terdampak," demikian Burlian. Pewarta : Hendika Andesta 

Sumber: