Syamsir Bisa Bertemu 2 Putrinya Berkat Ide Keramba Ikan Ciptaannya 35 Tahun Lalu

Syamsir Bisa Bertemu 2 Putrinya Berkat Ide Keramba Ikan Ciptaannya 35 Tahun Lalu

RK ONLINE - Syamsir Alamsyah (57), warga Desa Taba Saling Kecamatan Tebat Karai Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu yang belakangan diketahui mengalami gangguan kejiwaan merupakan pemuda yang cerdas dan juga aktif di masa mudanya. Kepada Radarkepahiang.Id, Rabu (21/01/2021) keponakan Syamsir, Jhonfrarel Dwi Kusuma alias Fran menceritakan, jika dilihat dari ijazah dan nilai - nilai raport sekolahnya maka Syamsir tergolong sebagai pemuda cerdas. "Dia itu sebenarnya cerdas, nilai raport dan ijazahnya saja tinggi semua," ujarnya. Lebih lanjut, saat Fran melakukan pencarian kedua putri Syamsir di Desa Puroseda Kecamatan Lewilian Kabupaten Bogor. Pencarian menjadi lebih mudah dari sebelumnya, sebab di Desa tersebut banyak orang - orang yang mengetahui nama Syamsir Alamsyah. Dari pengakuan Fran, di Desa Puroseda sekitar 35 tahun lalu, Syamsir merupakan sosok yang cukup ternama usai dirinya menjadi orang pertama yang memiliki ide menciptakan kerambah ikan di desa tersebut. Hingga saat ini, kerambah ikan di desa itu sudah sangat banyak. "Sebelumnya kita mencari di Bogor memang susah, digali lebih dalam dapatlah informasi keberadaan kedua putrinya ini ada di Desa Puroseda. Menelusuri desa tersebut, saat kita tanya warga tentang nama kedua putrinya ini, warga setempat langsung menyebutkan Syamsir Alamsyah," ungkapnya. "Warga setempat mengatakan, dulunya Syamsir pernah KKN di desa itu dan ide menciptakan kerambah ikan merupakan ide serta usulannya," lanjut Fran. Adik Syamsir Yusniani menuturkan, Syamsir yang kala itu menemukan pujaan hatinya, menikah dengan warga Desa Puroseda bernama Aah Alawiyah. Sebab Aah Alawiyah ini merupakan anak satu - satunya, keluarganya tidak mengizinkan Syamsir membawanya ke Kabupaten Kepahiang. Menetap di sana beberapa waktu, Aah melahirkan dua orang putri yang masing - masing diberi nama Mayreni Awneli dan Dwitia Nur Oktavia. "Setelah melahirkan dua orang putri, Syamsir pergi ke kepulauan seribu untuk bekerja," jelasnya. Beberapa tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1988, dirinya menyambangi kembali rumahnya yang ada di Desa Puroseda. Malang menimpanya, saat kakinya menginjak rumah di sana dirinya mendapat kabar bahwa istrinya sudah meninggal 44 hari yang lalu. "Zaman dulu kan masih mengunakan surat menyurat. Jadi surat yang mengabarkan istrinya meninggal, telat sampai ke tangannya. Waktu ia mengunjungi Puroseda, ia mendapat kabar bahwa istrinya sudah meninggal," lanjut Yusniani. Syamsir pulang ke Kepahiang seorang diri, sempat kembali mengunjungi anak - anaknya pada tahun 1993. Ini merupakan pertemuan terakhir ketiganya, hingga rencananya akan dipertemukan kembali pada hari ini. Baca berita terkait : Terpisah Sejak 1993, Neli dan Tia Menyangka Ayahnya Sudah Meninggal Pewarta : Jimmy Mahendra Editor     : Candra Hadinata 

Sumber: