Tiga Tahun Terakhir 24 Positif HIV di Kepahiang, 6 Diantaranya Meninggal Dunia

Tiga Tahun Terakhir 24 Positif HIV di Kepahiang, 6 Diantaranya Meninggal Dunia

RK ONLINE - Dalam 3 tahun terakhir, dari data Dinkes Kabupaten Kepahiang. Penderita HIV (Human Immunodeficiency Virus) terbanyak di Kabupaten Kepahiang tercatat pada tahun 2019 sebanyak 15 orang dan 4 diantaranya meninggal dunia. "Dalam 3 tahun terakhir, terbanyak pada tahun 2019. Sementara untuk tahun 2020, ada 3 pasien HIV di Kepahiang. Sedangkan tahun 2018 ada 6 orang, yang mana 2 diantaranya meninggal dunia," sampai Kabid P3 Dinkes Kepahiang, Wisnu Irawan, S.Kep, Rabu (20/01/2021). Berdasarkan data Dinkes Kepahiang pula, rata - rata penderita HIV di Kabupaten Kepahiang berusia 20 - 40 tahun. Namun usia 29 tahun menjadi yang terbanyak. Diterangkan Wisnu, HIV adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Sel CD4 sendiri merupakan jenis sel darah putih atau limfosit yang merupakan bagian penting dari sistem kekebalan tubuh disebut sebagai sel-T. Pengguna narkoba, jarum suntik dan orang - orang yang kerap melakukan seks bebas dengan berganti - ganti pasangan, pada umumnya memiliki resiko yang sangat tinggi. Namun aktivitas yang beresiko paling tinggi terpapar virus HIV yakni homo seksual (aktivitas seksual sesama jenis bagi kaum laki - laki). "Memang benar adanya bahwa pengguna narkoba, jarum suntik dan orang - orang yang kerap melakukan seks bebas dengan berganti - ganti pasangan memiliki resiko tinggi terpapar HIV. Namun lebih dari itu, aktivitas homoseksual memiliki resiko yang jauh lebih tinggi," ujar Wisnu Irawan. Kenapa homo seksual berada di tingkat tertinggi?. Dijelaskan Wisnu, salah satu penularan HIV yang paling cepat adalah melalui media luka. "Dubur yang memang bukan tempatnya berpotensi tinggi mengakibatkan lecet pada organ kelamin pria tersebut  Apabila salah satu diantaranya sudah terpapar virus HIV terlebih dahulu, maka yang satunya lagi kemungkinan besar akan ikut terpapar," terang Wisnu. Sementara penularan lainnya, biasanya melalui cairan tubuh. "Makan dan minum di wadah yang sama, pemakaian handuk bersama - sama, itu juga salah satu penyebab penularannya," pungkasnya. Lebih lanjut dikatakan Wisnu, Virus HIV tidak hanya ditularkan melalui luka dan cairan tubuh saja. Turunan kelahiran juga menjadi salah satu faktor penularan terbanyak. "Faktor turunan juga merupakan yang paling banyak, kadang si bapak atau ibunya yang sebelumnya terpapar virus HIV tidak melakukan pemeriksaan. Sehingga mereka tidak tahu kalau virus tersebut sudah bersarang di tubuhnya. Kemudian si ibu melahirkan, anak tersebut berpotensi juga ikut terpapar HIV," lanjut Wisnu. Tidak ada jaminan sembuh bagi penderita HIV, walaupun masih dalam stadium ringan. Penderita akan terus mengalami penyusutan imunitas tubuh sehingga akan membuatnya menjadi ketergantungan obat. Jika tidak, virus HIV yang bersarang akan tumbuh menjadi lebih mengerikan, fase ini dinamakan AIDS. "Tidak ada jaminan sembuh, penderita akan terus ketergantungan obat. Sementara, bila sudah berkembang menjadi Aids, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah tidak ada lagi, dan ini berbahaya bagi keselamatan nyawa penderita," sambungnya. Penderita HIV tidak memiliki ciri - ciri khusus terhadap fisiknya. Namun, dengan menyerang imunitas tubuhnya, membuat penderita HIV memiliki waktu yang lebih lama untuk pemulihan bila terdapat luka pada tubuhnya dan juga mudah terserang penyakit apapun. "Tidak ada ciri fisik namun setelah terpapar, penderita akan mengalami kelainan imunitas. Salah satu contohnya, penderita HIV akan memakan waktu yang lebih lama untuk proses pemulihan bila terdapat luka pada tubuhnya dan juga sangat rentan terserang penyakit apapun," demikian Wisnu. Pewarta : Jimmy Mayhendra Editor    : Candra Hadinata

Sumber: