Pemetik Teh Berharap Tidak Terjadi Hujan Ekstrim

Pemetik Teh Berharap Tidak Terjadi Hujan Ekstrim

RK ONLINE - BMKG Stasiun Geofisika Klas III Kepahiang memprediksi curah hujan ekstrim terjadi di November dan Desember 2020. Terkait prediksi ini, para pekerja pemetik teh di Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu berharap prediksi ini tidak terjadi. "Kami menggantungkan hidup dari sini. Kalau turun hujan ekstrim, tentu kami tidak bisa bekerja. Makanya kami berharap prediksi itu tidak terjadi," kata Mandor Pemetik Teh Pucuk, Takkimah, Rabu (04/11/2020). Dikatakannya, selain tidak bisa bekerja memetik pucuk teh disaat hujan ekstrim. Musim hujan juga memperlambat proses pucuk berkembang. "Mayoritas pemetik teh di sini hanya hanya ini pekerjannya, tidak ada pekerjaan sampingan lainnya. Jadi kalau hujan ekstrim, ya tidak bisa bekerja. Kemudian musim hujan, pucuk teh lambat tumbuhnya," jelasnya. Di bulan Oktober lalu, terang Takkimah, kondisi pucuk teh di Kabawetan cukup baik. Karena walaupun terkadang diguyur hujan, jumlah pucuk teh dibulan sebelumnya (September) masih cukup banyak yang bisa dipetik "Untungnya pucuk teh yang kami petik di bulan september masih ada sisa, jadi bisa kami petik di bulan Oktober. Kondisinya membuat kami tidak terlalu kesusahan. Sedangkan di bulan ini sisa pucuk bulan lalu tinggal sedikit. Takutnya kalau diguyur hujan deras, tidak ada pucuk teh yang bisa dipetik," terang Takkimah. Lebih jauh dijelaskannya, proses tumbuh kembang pucuk teh normalnya berkisar 15-17 hari. Jika turun hujan maka proses tumbuh kembang pucuk teh bisa memakan waktu berkisar 20-25 hari. Pewarta : Jimmy Mayhendra Editor     : Candra Hadinata 

Sumber: