Batik Diwo Khas Kepahiang Masih Diproduksi di Desa Sido Rejo
RK ONLINE - Batik Diwo adalah batik khas Kepahiang yang sudah ada sejak zaman kerajaan Rejang. Aksara kaganga pada batik diwo merupakan huruf khas yang hanya dimengerti masyarakat rejang pada saat itu. Guna melestarikannya, pada 2019 lalu didirikan rumah wisata Batik DiWo di Desa Sido Rejo Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu. Rumah wisata ini rutin menjalankan produksi batik Diwo setiap Sabtu dan Minggu. Ketua Pengurusan Rumah Wisata Batik Diwo, Sriwanti, Rabu (04/11/2020) siang kepada wartawan Radarkepahiang.Id menceritakan, pekan ini merupakan pertemuan ke 20 seluruh pengurus rumah waisata batik Diwo. "Pekan ini pertemuan ke 20, sekaligus yang terakhir sebelum dilakukan perombakan pengurus. Kemudian penambahan karyawan. Nanti akan ada penjaganya untuk rumah wisata ini. Sehingga kami nanti bisa produksi setiap hari," jelasnya. Walaupun baru berdiri sejak tahun lalu, rumah wisata batik Diwo yang dinaungi yayasan Azzahra ini sudah banyak disambangi masyarakat untuk belajar membatik terutama kalangan mahasiswa. "Karena di sini potensi wisatanya besar seperti Mountain Valley. Jadi banyak masyarakat yang sekaligus datang belajar membatik di sini, terutama dikalangan mahasiswa," kata Ketua Yayasan Azzahra, Ummi Helmi Yesi. Dipertemuan ke 20 nanti, para peserta yang belajar membatik di sana akan diajari langsung huruf aksara kaganga oleh guru SMPN 01 Kepahiang, Ferry Fardian. "Nanti para peserta akan diajarkan huruf kaganga oleh guru SMPN 01 Kepahiang, Ferry Fardian. Tujuannya agar peserta lebih mengenal huruf khas rejang tersebut," sampai Helmi. Melihat pudarnya minat masyarakat tentang batik diwo, Helmi berharap dengan adanya wisata batik Diwo ini dapat membuat generasi milenial lebih mengenal budaya terdahulu Kabupaten Kepahiang salah satunya adalah batik Diwo. "Agar tidak hilang ditelan zaman, melalui rumah wisata batik Diwo kami ajarkan para pemuda serta masyarakat membatik di sini secara gratis," sambungnya. Diterangkan, batik kaganga sendiri ada 5 simbol yakni slempang emas, pucuk rebung, kembang 5 yang berarti bhineka tunggal ika, stabik, kaganga yang berarti pendidikan. "Ada 5 simbol yang terdapat dalam batik diwo. Jadi yang pesan biasanya kami berikan rekomendasi sesuai acara yang diselenggarakan," demikian Helmi. Pewarta : Jimmy Mayhendra Editor : Candra Hadinata
Sumber:
- Share: /*anymind */?> /*props */?> /*Google Ads */?> /*amp advenative */?>
- 1 Proyeksi PAD 2025 Tinggi, Pemkab Kepahiang Bidik Pendapatan di Sektor Ini!
- 2 Bupati Kepahiang Sebut Kades Tanjung Alam Pasti Disanksi!
- 3 Janda dan Hidupi Seorang Anak, Mucikari Asal Kepahiang Ngaku Kesulitan Ekonomi
- 4 Ini Alasan Lenovo Ideapad Slim 3 Jadi Pilihan Pelajar
- 5 Iuran PBI BPJS Kesehatan Terhutang 1 Bulan!
- 1 Proyeksi PAD 2025 Tinggi, Pemkab Kepahiang Bidik Pendapatan di Sektor Ini!
- 2 Bupati Kepahiang Sebut Kades Tanjung Alam Pasti Disanksi!
- 3 Janda dan Hidupi Seorang Anak, Mucikari Asal Kepahiang Ngaku Kesulitan Ekonomi
- 4 Ini Alasan Lenovo Ideapad Slim 3 Jadi Pilihan Pelajar
- 5 Iuran PBI BPJS Kesehatan Terhutang 1 Bulan!