Harga Elpiji Meroket dan Langka, Pedagang Batagor Keliling Menjerit

RK ONLINE - Kepada wartawan Radarkepahiang.Id, Kamis (01/10/2020) pedagang batagor keliling di Kecamatan Ujan Mas Kabupaten Kepahiang, Deri menceritakan kondisinya saat ini di tengah pandemi Covid-19. Dikatakannya, di tengah sulitnya ekonomi dampak pandemi saat ini juga diperparah dengan langkanya gas elpiji ukuran 3 Kilogram. Selain langka, harganya pun sangat tinggi. Karena mencapai Rp 30 ribu hingga Rp 35 ribu per tabungnya.  "Sempat sangat sulit untuk mendapatkannya (Elpiji, red), sekarang sudah mulai mudah tapi harganya tinggi," keluh Deri. Di tengah ekonomi sulit saat ini, Deri berharap harga elpiji tidak mengalami kenaikan. Sehingga hasil jualan batagornya masih bisa menopang kehidupan keluarganya sehari-hari. "Saya ini kan jualan batagor, kalau harga elpiji mahal ya tentunya berdampak kepada hasil jualan. Apalagi sekarang ekonomi masyarakat lagi merosot-merosot nya, daya beli pun turun," ujar Deri. "Saya berharap persoalan elpiji ini bisa segera teratasi oleh pemerintah. Tolong ditindak penjualan elpiji kepada yang tidak berhak. Bayangkan kami pedagang keliling seperti ini hanya dapat penghasilan tidak seberapa,"  tambah Deri. Sementara itu, pengecer gas elpiji di pengkolan Kecamatan Ujan Mas, Aan mengaku saat ini masyarakat disemua kalangan lebih banyak menggunakan elpiji 3 Kilogram yang sebetulnya melanggar kebijakan yang diberlakukan pemerintah. Pasalnya pemerintah telah mengatur bahwa hanya masyarakat kalangan menengah ke bawah yang bisamembeli gas elpiji 3 Kilogram. "Kami dibatasi hanya 50 gas elpiji 3 Kilogram perhari. Sebenarnya yang seharusnya membeli gas elpiji 3 Kilogram ini hanya masyarakat golongan menengah ke bawah, tapi masih ada saja kalangan menengah ke atas yang membelinya. Jadi di tempat kami siapa yang cepat dia yang dapat," jelas Aan. Saat ini harga pasaran gas elpiji 3 Kilogram, ungkap Aan, berkisar Rp 25 ribu hingga Rp 26 ribu pertabungnya. "Kelangkaan gas elpiji 3 kg ini membuat harganya menjadi lebih mahal, ada yang sampai menggerutu soal harganya tapi ada juga yang biasa-biasa saja, toh mereka butuh," sambung Aan. Pewarta : Jimmy Mayhendra Editor     : Candra Hadinata

Sumber: