Sedot Uang Rakyat Miliaran Rupiah, Pasar Tradisional Kabawetan Dibiarkan Tak Berguna

Sedot Uang Rakyat Miliaran Rupiah, Pasar Tradisional Kabawetan Dibiarkan Tak Berguna

RK ONLINE - Sejumlah kios di Pasar trasional Kabawetan terkunci rapat. Setidaknya pemandangan tersebut masih terlihat, Selasa (29/09/2020). Dari pantauan RK juga, kondisi di atas bukan barang baru. Sejak dibangun, praktis kios pada bangunan lebih seiring dibiarkan terkunci rapat Padahal, bangunan menghabiskan uang rakyat tak sedikit. Dibangun TA 2018 senilai Rp 1, 2 miliar dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM APBD Kabupaten Kepahiang, terkesan bangunan tak memberi manfaat bagi warga di sana. Salah seorang warga Kelurahan Tangsi Baru Suryana (48), menilai dengan lokasi strategis keberadaan pasar trasional dapat menunjang perekonomian warga. "Alangkah baiknya jika kios-kios itu dioperasikan, lokasinya strategis dekat wisata kebun teh, dapat menghasilkan PAD. Kalaupun instansi atau pengelola tidakmengoperasikannya, beri kesempatan pada warga atau kelompok usaha, sehingga bisa memberikan peluang bagi UMKM setempat," jelas Suryana. Apapula penyebabnya? Diwawancarai terpisah, Kadis Perdagangan Koperasi dan UKM Kabupaten Kepahiang, H. Husni Thamrin, SE menjelaskan pasar trasional sudah diserahkan kepada pengelola. Adapun sejumlah kios tak beroperasi, menurutnya lebih disebabkan pengelola beralasan lokasi sepi. Kawasan tersebut hanya ramai disaat hari libur, serta adanya event. "Kios diserahkan pada pengelola untuk mengoperasikannya. Karena sepi pengelola tidak ada pemasukan, sehingga dibiarkan tutup. Jika ada event tertentu baru beroperasi," jelas Husni. Dia menyampaikan, jika ada warga ataupun kelompok usaha yang ingin memanfaatkannya untuk dijadikan tempat usaha dapat mengajukan permohonan serta berkoordinasi pada pihak kelurahan setempat. "Silahkan jika ada warga atau kelompok usaha yang ingin memanfaatkannya, koordinasi dengan kelurahan ataupun dengan pengelola, kita mendukung jika dioperasikan dalam rangka menggerakkan UMKM," jelas Husni. Pewarta : Reka Fitriani Editor     : Candra Hadinata 

Sumber: