Ketika Biawak Disalahkan di RSUD Kepahiang

Ketika Biawak Disalahkan di RSUD Kepahiang

  HEWAN melata biawak menjadi pihak yang ikut dipersalahkan manajemen RSUD Kepahiang. Jenis hewan vertebrata atau berbetulang belakang itu, dituding ikut menjadi pemicu tersendatnya distribusi air bersih di RSUD Kepahiang. Karena ini pula, menjadi keluhan pasien di RSUD Kepahiang. Temuan di atas disampaikan saat  Wakil Bupati Kabupaten Kepahiang Netti Herawati, S.Sos melakukan Inspeksi mendadak (Sidak) ke RSUD Kepahiang, Rabu (29/1) lalu. Sidak sendiri dijalankan Wabup, usai mengetahui keluhan air bersih dari pasien kembali terjadi di RSUD Kepahiang. Sebagai gambaran, bukan kali pertama pasien RSUD menjerit karena air bersih ngadat. BACA JUGA: Hanya Untuk Kopi Petik Merah, SRG Belum Berpihak ke Petani Selama ini, biasanya manajemen berkilah kendala teknis hingga bencana alam adalah penyebabnya. Kepada Wabup, semula pihak rumah sakit menyampaikan persoalan utamanya adalah longsor menyebabkan pipa saluran air ke RSUD pecah. Pada beberapa bagian pipa sambungan, ikut rusak. Kondisi ini pula yang menyebabkan aliran air tersendat. Wabup meminta manajemen RSUD Kepahiang, segera melakukan perbaikan. Apalagi lanjutnya, tahun ini anggaran pengadaan sumur bor dialokasikan kepada RSUD. "Kita merespon cepat menindaklanjuti keluhan pasien. Tujuannya tak lain agar manajemen RSUD memberi memberikan pelayanan prima kepada masyarakat," ujar wabup. Penyebab lainnya? Menemui Wabup Netti, Direktur RSUD Kepahiang dr. Hulman August Erickson mengungkapkan ada pemicu lain yang menyebabkan air bersih menuju RSUD tersendat. BACA JUGA: Menyesal, Neki Menitikkan Air Mata di Depan Wabup Neti Disampaikan, pipa pecah akibat longsor telah memberi dampak tambahan. Pada sambungan pipa yang belum tersambung, telah dimasuki biawak. "Tadi (Rabu,red) sudah diperbaiki, saat ini aliran air ke rumah sakit sudah lancar. Beberapa hari aliran sempat macet, air penampungan sudah habis karena kita masih mencari sambungan pipa yang mana tersumbat. Rupanya dimasuki biawak, tapi sudah dikeluarkan," beber Hulman. pewarta: reka fitriani editor: heru pramana putra

Sumber: