Lihat Penampakannya, Mata Uang Indonesia Sudah Ada Sejak Zaman Kerajaan dan Menjadi Alat Transaksi

Sabtu 19-08-2023,13:36 WIB
Reporter : Jimy Mahendra
Editor : Hendika

Lihat Penampakannya, Mata Uang Indonesia Sudah Ada Sejak Zaman Kerajaan dan Menjadi Alat Transaksi

RK ONLINE - Sebelum masa kerajaan Hindu - Buddha, perdagangan di Nusantara telah menuntut penggunaan alat transaksi yang bisa diterima secara umum sebagai pengganti barter. Pada awalnya alat transaksi yang digunakan masih sangat sederhana, seperti penggunaan kulit kerang di wilayah Irian, manik-manik di wilayah Bengkulu dan Pekalongan serta Belincung atau Kapak Batu di wilayah Bekasi.

BACA JUGA:Pemerintah Fokus PPPK, Berikut Ini Rincian Formasi CPNS dan PPPK Pemerintah Pusat dan Daerah

Dilansir dari Bank Indonesia, masa kerajaan Hindu - Buddha alat pembayaran atau alat transkasi tersebut sudah mulai mengalami sedikit kemajuan, terutama pada bahan dasar dan juga desainnya. Misalnya di Pulau Jawa yang sudah menggunakan alat transaksi menggunakan bahan dasar logam. 

 

Mata uang Indonesia tertua sendiri dibuat sekitar awal abad ke-12 dari bahan dasar emas dan perak atau yang disebu dengan Krisnala (Uang MA) peninggalan kerajaan Jenggala. Sementara di luar Jawa, kerajaan Buton meninggalkan uang Kampua yang mulai beredar pada abad ke-9.

BACA JUGA:MIRIS! Ngaku Kurang Perhatian Bujangan Asal Kepahiang Nekat Bakar Rumah Neneknya Sendiri

Kerajaan-kerajaan besar Hindu - Buddha di Nusantara seperti Sriwijaya dan Majapahit pada masa itu, sudah mempunyai mata uang sendiri. Sayangnya uang peninggalan di masa kerjaan Sriwijaya, sampai saat ini belum pernah ada yang berhasil menemukannya. 

Sedangkan Kerajaan Majapahit, meninggalkan uang Gobog yang terbuat dari tembaga. Mata uang peninggalan Kerajaan Majapahit ini diperkirakan mulai beredar pada abad ke-14 sampai 16. Selain sebagai alat transaksi, saat itu uang ini juga dianggap sebagai benda keramat.

BACA JUGA:Tips Anti Gagal Mengikuti Seleksi CPNS 2023


Penampakan mata uang pada zaman kerajaan--Bank Indonesia

Namun pada masa kejayaan kerajaan Islam atau lebih tepatnya pada abad ke-15, beredar berbagai mata uang Indonesia yang dikeluarkan oleh kerajaan-kerajaan Islam. Seperti mata uang dari Samudra Pasai, Aceh, Jambi, Palembang, Banten dan Sumenep.

Mata uang yang dikeluarkan pada umumnya bertuliskan Arab. Salah satu contohnya adalah uang kerajaan Jambi pada sisi belakang bertulisan Arab 'Sanat 1256' dan sisi depan 'Cholafat Al Mukmin'.

BACA JUGA:Wahai Calon Peserta, Waspadai Kesalahan Umum Berikut Ini Saat Pendaftaran CPNS 2023

Dari banyaknya uang yang beredar ini, salah satu yang terunik adalah uang kerajaan Sumenep yang berasal dari uang asing dan kemudian diberi cap 'Sumenep' dengan aksara Arab. Hal ini menjadi salah satu bukti bahwa kerajaan Islam saat itu sangat berperan aktif dalam kegiatan niaga di Nusantara. Sehingga uang kerajaan tersebut beredar seiring dengan mata uang asing dan bisa dipertukarkan. Misalnya satu real spanyol setara dengan 16 dirham Aceh dan 4 Shilling Inggirs yang setara dengan 5 dirham Aceh.

Kategori :