"Pada saat tantangan luar biasa bagi ekonomi global, kita perlu merespons dengan pengetahuan dan inovasi. BSI ingin mendorong terciptanya kemajuan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat dalam keuangan Islam," bebernya.
Sementara itu Wakil Menteri (Wamen) BUMN, Kartika Wirjoatmodjo mengatakan kalau acara ini, adalah bentuk peran dan dukungan BSI dalam mengembangkan sektor riil, khususnya dalam menyediakan solusi pembiayaan berbasis syariah yang bisa sejajar dengan perbankan konvensional. Karena dengan melibatkan bisnis, keuangan Islam dapat memasuki peluang pertumbuhan yang baru.
"Urgensi pengembangan produk perbankan syariah yang inovatif dan kompetitif yang tetap memenuhi prinsip syariah. Antara lain kebutuhan Dewan Syariah Nasional (DSN) dalam pengembangan struktur produk syariah untuk Wholesale Banking dengan memperhatikan Global Best Practice," ujar Wamen BUMN yang biasa disapa Tiko itu.
BSI Terus Dorong Pertumbuhan Sektor Rill dan Pembiayaan Sindikasi
BSI secara serius untuk ambil bagian percepatan dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Tercermin dalam kenaikan Growth bisnis sejak 2 tahun berdiri pascamerger. Raihan laba tembus Rp4,26 triliun atau tumbuh 40,68 persen serta aset yang mencapai Rp305,73 triliun.
Dari sisi pembiayaan juga mengalami pertumbuhan 21 persen atau mencapai Rp207,7 triliun dan NPF Gross Level 2,42 persen. Rasio keuangan BSI juga solid, tumbuh dan terintermediasi dengan baik. Terlihat dari Return of Equity (RoE) sebesar 16,84 persen dan Return of Asset (RoA) sebesar 1,98 persen.
BACA JUGA:Selain Guru dan Tenaga Medis, Ini Formasi CPNS 2023 Prioritas KemenPAN RB yang Paling Gampang Lulus!
Bukan hanya itu saja, BSI juga mencatatkan kinerja positif diatas rata-rata jika dibandingkan dengan pertumbuhan industri perbankan Indonesia. Mengutip data OJK per September 2022, aset industri perbankan tumbuh 7.75 persen, sedangkan pertumbuhan BSI mencapai 11.53 persen.