Mendapatkan perlakuan tidak pantas dari kepala puskesmas yang seharusnya menjadi panutan dan melindungi bawahannya, RA langsung ke luar dari ruangan tersebut dan menangis.
"Dia langsung melakukan itu. Setelah itu saya langsung ke luar ruangan, turun ke bawah karena ruangan kepala puskesmas di lantai 2 Puskesmas, saya turun dan menangis hingga akhirnya saya pulang ke rumah," cerita Bidan Desa RA kepada wartawan Radarkepahiang.id baru-baru ini.
BACA JUGA:Persoalan Kepala Puskesmas, Ardiansyah: Instruksi Atasan Sudah Ada!
Pasacakejadian dugaan pencabulan yang dilakukan oleh kepala puskesmas itu, RA mengaku dirinya berkoordinasi dengan kepala Ranting Kelobak serta menceritakan hal tersebut. Kemudian sejak kejadian itu kisaran selama 2 minggu lamanya, R mengaku jika dirinya berupaya menahan dan tidak menceritakan kepada suaminya tentang apa yang telah dilakukan Kapus terhadap dirinya.
"Usai kejadian, saya belum melapor ke abang (Suami, red), saya juga sempat menangis sendirian. Abang (Sumainya, red) sempat bertanya kenapa nangis, tapi saya tidak ungkapkan perbuatan yang telah dilakukan pak kepala puskesmas. Saya hanya menjawab ada masalah kerjaan saja," ujarnya.
Puncaknya setelah 2 minggu berlalu tanpa ada penyelesaian, RA mengaku malah dirinya merasa sudah dihujat di dalam group Puskesmas sehingga kejadian yang dialaminya disampaikan kepada suaminya.
"Dua minggu saya sudah bertahan. Saya merasa dihujat di dalam group Puskesmas, saya tidak tahan lagi, sehingga apa yang saya alami saya ceritakan kepada abang (Suaminya, red). Mendengar cerita dari saya, abang emosi, marah hingga terjadilah pemukulan terhadap kepala puskesmas," demikian RA.