RK ONLINE - Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Kabupaten Kepahiang, sejauh ini sudah ada 107 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) terjadi di Kabupaten Kepahiang. Kasus tersebut melonjak, dibandingkan tahun 2021 lalu yang hanya 53 kasus.
Disebutkan, salah satu penyebab tingginya kasus DBD di Kabupaten Kepahiang tahun ini adalah faktor cuaca, yang dalam satu hari bisa terjado panas terik dan juga turun hujan, sehingga sangat mempengaruhi perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kepahiang, H. Tajri Fauzan, S.KM, M.Si menjelaskan, sejatinya perkembangan kasus DBD memang tidak bisa ditebak. Namun, salah satu faktor yang mempengaruhi kasus DBD di Kabupaten Kepahiang, cuaca yang terkadang hujan dan terkadang panas.
"Cuaca tak menentu, itu mempengaruhi (Penambahan kasus DBD, red). Contohnya, banyak penambahan kasus DBD di Kabupaten Kepahiang di penghujung tahun 2022 ini," kata Tajri, Kamis (15/12).
Dilanjutkan Tajri, sebagai bentuk pencegahan dan pengendalian penyebaran DBD di wilayah Kabupaten Kepahiang, pihaknya telah menginstruksikan kepada Puskesmas di Kabupaten Kepahiang melakukan pemberantasan. Diantaranya melakukan Fogging atau pengasapan, Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan sejumlah langkah lainnya.
"Puskesmas telah melakukan pengendalian dan pencegahan. Puskesmas melakukan fogging apabila dalam suatu wilayah sudah ada yang terjangkit DBD. Selanjutnya mengajak masyarakat melakukan PSN dengan cara bergotong royong di sekitaran pemukiman masyarakat, sehingga bersih dan tidak ada lagi sarang nyamuk," sampai Tajri.
Selanjutnya, papar Tajri, selain pihaknya melakukan pengendalian dan pencegahan, masyarakat juga harus menerapkan 3 M yakni Menguras, Menutup dan Memanfaatkan barang daur ulang. Kemudian menggalakkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
BACA JUGA:Gawat! Di Kepahiang Ada Pasien DBD Meninggal Dunia