Gawat! Di Kepahiang Ada Pasien DBD Meninggal Dunia
DOK/RK : FOGGING : Petugas Dinkes Kabupaten Kepahiang melaksanakan fogging di lingkungan masyarakat yang terserang DBD.--
RK ONLINE - Cuaca ektrem yang terjadi saat ini, benar-benar harus diwaspadai masyarakat Kabupaten Kepahiang. Tidak hanya waspada ancaman bencana alam seperti banjir, longsor, angin kencang, dan pohon tumbang.
Namun juga dituntut mewaspadai ancaman serangan Deman Berdarah Dengue (DBD). Karena pada musim seperti ni merupakan kesempatan nyamuk Aedes aegypti berkembang biak, hingga menyebarkan virus ke masyarakat.
Terbukti dari catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kepahiang, pada penghujung tahun ini kasus DBD kembali bertambah 6 kasus. Totalnya, 107 kasus sepanjang 2022, tersebar di 14 Puskesmas yang ada di Kabupaten Kepahiang. Malangya, 1 pasien DBD dinyatakan meninggal dunia.
Ini dijelaskan Kepala Dinkes Kepahiang, H. Tajri Fauzan, S.KM, M.Si melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Wisnu Irawan, S.Kep, MM pada Rabu (14/12) kemarin. "Hingga awal Desember, tercatat 107 kasus DBD. Jumlah ini naik 100 persen dari kasus tahun 2020 lalu, yang hanya 53 kasus saja," sampai Wisnu.
Dia menerangkan, peningkatan kasus DBD di Kabupaten Kepahiang yang cukup tinggi, dipengaruhi musim penghujun yang terjadi. Karena itu masyarakat diminta waspada dari ancaman serangan DBD yang selalu mengintai.
"Sejauh ini dari 107 kasus DBD yang ditemukan di 14 Puskesmas, ada 1 pasien yang meninggal dunia. Untuk kasus yang meninggal dunia, itu menurun jumlahnya pada tahun ini, walaupun jumlah kasusnya meningkat dibandingkan tahun lalu.
Kalau tahun 2021, ada 2 pasien DBD yang meninggal dunia. Tetapi kita tidak dapat memastikan, bisa saja ada kasus baru selama setengah bulan tersisa tahun 2022 ini. Terlebih di tengah kondisi sekarang ini (Cuaca ekstrem, red)," ujar Wisnu.
Sumber: