Bengkulu Tak Dapat Alokasi Obat GGA

Jumat 04-11-2022,09:30 WIB
Reporter : Gatot Julian
Editor : Andi Jamhari

RK ONLINE - Beberapa hari terakhir Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia telah mendapatkan hibah obat Gagal Ginjal Akut (GGA) Fomepizole dari perusahaan farmasi Jepang yakni PT. Takeda Indonesia sebanyak 200 vial. 

 

Kemenkes melaui Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan sendiri akan segera mendistribusikan obat Fomepizole yang diberikan dari PT. Takeda Indonesia tersebut sesuai yang dibutuhkan kepada seluruh rumah rujukan tingkat provinsi di Indonesia.

 

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bengkulu, H. Herwan Antoni, SKM, M.Kes, M.Si mengatakan, walaupun saat ini obat gagal ginjal akut telah masuk ke Indonesia, namun Provinsi Bengkulu kemungkinan besar tidak mendapatkan alokasi obat tersebut. Sesuai yang disampaikan dari Kemkes, jika prioritas obat itu untuk rumah sakit rujukan yang menangani kasus GGA.

 

"Obat penyakit gagal ginjal akut sudah masuk ke Indonesia, tapi Provinsi Bengkulu belum dapat alokasi. Obat ini diprioritaskan untuk rumah sakit rujukan, yakni rumah sakit yang menangani penyakit gagal ginjal akut," ungkap Herwan, Kamis (3/1). 

 

Dengan adanya pernyataan prioritas penggunaan obat GGA oleh Kemenkes RI, Herwan menyebut pihaknya  tidak  mengusulkan. Hal ini mengingat untuk skala prioritas, Bengkulu masih belum ada peningkatan kasus GGA seperti daerah lain. 

 

BACA JUGA:RSMY Dijadikan Rujukan Pasien GGA

 

"Kita tidak mengusulkan, itukan akan dialokasikan oleh pusat sesuai dengan kasus. Kalau kita tidak ada kasus ya tidak. Dan sejauh ini belum ada kita dapatkan dari pusat," tuturnya.

 

Sementara itu, untuk perkembangan kasus GGA di Bengkulu, Dinkes Provinsi Bengkulu mencacatkan baru memiliki temuan 1 kasus di daerah Kabupaten Lebong, dan balita yang terkonfirmasi terkena penyakit gagal ginjal akut akibat konsumsi obat sirup tersebut telah meninggal dunia. Hingga saat ini belum ada laporan adanya temuan atau tambahan kasus lagi. 

Kategori :