RK ONLINE - Permasalahan utama terjadinya banjir di sejumlah wilayah di Provinsi Bengkulu belakangan ini adalah adanya kerusakan daerah aliran sungai khususnya di daerah hulu sungai.
Gubernur Bengkulu, Dr. H Rohidin Mersyah,MMA menyampaikan, aktivitas pertambangan di hulu yang membuat lingkungan sekitar rusak, lalu ada penyempitan daerah tengah karena adanya aktivitas kegiatan masyarakat seperti penggunaan sarana pertanian dan aktivitas lainnya serta daerah hilir yang mengalami sedimentasi akibat limbah dan semacamnya. Faktor-faktor tersebut yang menyebabkan permasalahan banjir belum bisa teratasi.
Oleh karenanya, gubernur bersama jajaran forkopimda mencari solusi terkait normalisasi sungai Bengkulu. Seperti halnya pendangkalan sungai di Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) yang bisa diatasi jika masyarakat diizinkan memungut sisa-sisa pecahan atau limbah batu bara yang hanyut.
"Beberapa tahun terakhir masyarakat mengambil limbah batu bara di badan sungai, dan 4 hingga 5 tahun terakhir terhenti, yang membuat pendangkalan sungai semakin parah. Untuk itu kita sepakati baik forkopimda dan Aparat Penegak Hukum (APH) bagaimana membuat pokja untuk menyusun produk hukum dasar agar masyarakat memiliki badan hukum saat mengambil limbah batu bara di badan sungai," kata Gubernur Rohidin, Rabu (28/9) kemarin.
BACA JUGA:Tangani Banjir, Pemprov Gelar Rakor Kehutanan
Gubernur Rohidin Mersyah meminta stakeholder terkait untuk mempertimbangkan dan mengkaji regulasi dan legalitas aktivitas pemungutan limbah batu bara di bantaran Sungai Bengkulu.
"Dalam hal ini, tentunya kita membutuhkan regulasi baik itu badan hukum pengelolaan seperti apa, mekanisme penjualan, hingga alat yang bisa digunakan untuk mengambil limbah seperti apa. Ini yang disepakati bersama dan akan dibuat produk hukumnya," paparnya.
Gubernur Rohidin juga berharap, regulasi yang mengatur terkait pengambilan limbah batu bara di bantaran sungai Bengkulu oleh masyarakat untuk secepatnya diselesaikan, sehingga percepatan penanganan banjir di wilayah Bengkulu dapat dilaksanakan.
"Saya minta dalam waktu dekat ini bisa selesai, sehingga saat musim panas atau kemarau masyarakat sudah bisa melakukan aktivitas," singkatnya.