RK ONLINE - Dinas Pertanian Kabupaten Kepahiang meminta kalangan petani kopi untuk panen kopi dengan sistem petik merah. Petik merah dinilai menjadi kunci dalam mempertahankan kualitas kopi, selain itu dengan cara petik kopi merah juga diharapkan dapat meningkatkan harga kopi, baikkopi cery atau merah basah ataupun biji kopi (Green bean). Kualitas ini kata Kadis Pertanian Hernawan, S.PKP akan menguntungkan para petani saat menjual hasil komoditas tersebut.
"Kita menyarankan petani kopi, panen kopi dengan sistem petik merah, kopi yang dipetik merah ini menghasilkan biji kopi pilihan dan nilai jualnya lebih tinggi dibandingkan kopi kualitas asalan," kata Hernawan.
Diketahui, kopi petik merah tersebut saat ini dihargai pembeli Rp 30ribu sampai Rp 35ribu perkilogram, sedangkan biji kopi petik asalan berkisar Rp 16ribu sampai Rp 17 ribu perkilogram. Sistem panen petik merah atau memanen kopi yang benar-benar masak tersebut, kata dia, banyak diminati pelaku usaha guna dikonsumsi maupun diolah bubuk kopi berkualitas tinggi.
"Sejauh ini, petani masih banyak memetik kopi secara asalan, semua biji kopi yang ada di batang baik sudah masak maupun yang masih hijau langsung dipetik dengan alasan jika dipanen semua nanti hilang diambil orang. Padahal, kalau petik asalan kualitasnya kurang bagus dan harga cenderung turun," ujar Hernawan.
Dengan demikian, sebagai instansi pengawasan dan pembinaan agar produktifitas pertanian meningkat, pihaknya berharap petani cenderung fokus pada peningkatan kualitas kopi.
Pewarta : Reka Fitriani/Krn