Presiden Jokowi Ditegur Terkait Dugaan Manipulasi Nilai CPNS 2018 di Universitas Tadulako

Presiden Jokowi Ditegur Terkait Dugaan Manipulasi Nilai CPNS 2018 di Universitas Tadulako

Presiden Jokowi Ditegur Terkait Dugaan Manipulasi Nilai CPNS 2018 di Universitas Tadulako/--YouTube.com/@SekretariatPresiden

Presiden Jokowi Ditegur Terkait Dugaan Manipulasi Nilai CPNS 2018 di Universitas Tadulako

RK ONLINE - Fachruddin, seorang peserta Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), telah mengirim surat terbuka kepada Presiden Jokowi setelah gagal lolos seleksi calon dosen di Universitas Tadulako (Untad) Palu, Sulawesi Tengah pada tahun 2018. Dia menyampaikan kekecewaannya karena menduga nilai Seleksi Kompetensi Bidang (SKB)-nya dimanipulasi oleh mantan Rektor Untad, Muhammad Basir Cyio.

 

"Dalam surat terbuka kepada Jokowi, saya mengungkap masalah pemanipulasi nilai SKB pada seleksi CPNS dosen di Untad Tahun 2018," kata Fachruddin dilansir dari detikcom.

BACA JUGA:Kabar Terbaru Seleksi CPNS 2024, Cek Sekarang Daftar Fokus Kebutuhan Formasinya

Fachruddin mengklaim ada 30 peserta CPNS pada saat itu yang diduga memiliki nilai yang dimanipulasi oleh Basir Cyio. Dia menolak hasil seleksi tersebut karena hasil investigasi dari Inspektorat Jenderal Kemendikbudristek menunjukkan adanya kecurangan dan manipulasi nilai dalam SKB.

 

"Informasi dari hasil investigasi menyebutkan bahwa ada sekitar 30 peserta yang nilai SKB-nya dimanipulasi, baik untuk meningkatkan kelulusan maupun menurunkan agar tidak lolos. Termasuk saya, nilai SKB saya telah dimanipulasi untuk direndahkan. Padahal, nilai SKD saya adalah 349, sedangkan yang lolos memiliki nilai 268," tambahnya.

 

Fachruddin juga menyebutkan bahwa Basir Cyio menggunakan posisinya sebagai rektor Untad untuk memanipulasi nilai peserta. Akibatnya, Basir Cyio dicopot gelar profesornya dan rekan kerjanya yang terlibat dipecat dari ASN.

BACA JUGA:Jurusan Kuliah yang Berpeluang Tinggi Dalam Seleksi CPNS dan PPPK Tahun 2024

"Dia telah mengatur nilai-nilai untuk menentukan siapa yang lulus dan siapa yang gagal. Akibat perbuatannya itu, dia kehilangan gelar profesornya dan rekan kerjanya dipecat dari ASN," ungkapnya.

 

Fachruddin mengklaim memiliki bukti percakapan melalui Whatsapp antara Basir Cyio dan bawahannya, Taqyuddin Bakri, yang menunjukkan adanya perubahan nilai peserta. Percakapan tersebut dilampirkan dalam surat terbuka yang dikirimkan kepada Jokowi.

Sumber: