Kisah Inspiratif Anak Petani, Gagal Jadi Tentara Hartono Ukir Kesuksesan Sebagai Sekda Kepahiang!
Hartono yang dilantik sebagai Sekda Kepahiang menjadi kisah inspiratif anak petani yang meraih kesuksesan sebagai PNS.--Radarkepahiang.id
Kisah Inspiratif Anak Petani, Gagal Jadi Tentara Hartono Ukir Kesuksesan Sebagai Sekda Kepahiang!
RK ONLINE - Siapa yang tidak kenal dengan Dr. Hartono, M,Pd? Pria yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Daerah atau Sekda Kepahiang ini, menjadi salah satu sosok yang sangat berpengaruh di Kabupaten Kepahiang khususnya di dunia pendidikan dan pemerintahan.
Namun ternyata tidak banyak yang tahu kalau sebenarnya, Hartono bukanlah sosok yang sejak awal memimpikan kesuksesan seperti yang didapatkannya saat ini. Bahkan menjabat Sekda Kepahiang yang merupakan jabatan tertinggi PNS ini, sama sekali tidak pernah direncanakan dan terbesit di dalam benaknya.
Selain itu, tidak juga banyak yang mengetahui kalau sebenarnya, Hartono yang sekarang dikelilingi dengan berbagai kesuksesan ini, ternyata sempat juga mengalami kegagalan dalam menggapai cita-cita untuk menjadi seorang tentara. Berikut ini kisa singkat lika-liku kehidupan Hartono yang saat ini menjabat sebagai Sekda Kepahiang:
Masa Sekolah Hartono
Hartono lahir di Desa Batu Kuning, Kabupaten Bengkulu Selatan pada 29 Desember 1970. Buah hati dari pasangan Wajat dan Sukinah ini lahir sebagai anak bungsu dari 5 orang bersaudara.
Sejak kecil, Hartono telah ditempah untuk menjadi sesosok pria tangguh agar dapat menjalani hidup secara mandiri. Bagaimana tidak, kedua orang tua yang saat itu berprofesi sebagai seorang petani harus memeras peluh hanya demi mencari sesuap nasi, hidup yang serba berkecukupan inilah yang mendorong Hartono untuk memiliki impian agar dapat merubah nasibnya dan keluarga.
Meskipun demikian, hidup pas-pasan tidak menjadi persoalan yang berarti bagi kedua orang tua Hartono. Bagi mereka, tidak apa mengalami segala macam kesulitan asalkan anak-anak yang disayanginya ini tetap bisa melanjutkan sekolah dan menggapai kesuksesan di kemudian hari.
Sejak duduk di bangku SD, Hartono sudah merasakan kerasnya kehidupan ini. Tidak seperti anak-anak zaman sekarang yang sudah bisa menggunakan sepeda atau diantar orang tua, meskipun jarak rumah dan sekolah terbilang dekat, Hartono kecil harus berjalan kaki sejauh 5 Km agardapat sampai ke sekolahnya.
Sumber: