10 Meninggal dan Ada yang Belum Terlacak

10 Meninggal dan Ada yang Belum Terlacak

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kepahiang, H. Tajri Fauzan, SKM, M.Si yang menyebutkan 2 warga Kepahiang positif HIV.--Radarkepahiang.id

Jangan Takut Melapor

 

RK ONLINE - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kepahiang, H. Tajri Fauzan, S.KM, M.Si kepada wartawan Radar Kepahiang menyampaikan, sangat dimungkinkan masih banyak penderita Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Kabupaten Kepahiang tidak terlacak oleh tenaga kesehatan. Padahal ditegaskan Tajri, kasus HIV sangat membahayakan untuk kesehatan bahkan rawan terjadi penularan hingga bisa menyebabkan kematian. 

Berdasarkan data yang ada pada pihaknya, diterangkan Tajri, hingga Agustus tahun 2022 ini sudah ada 7 masyarakat Kabupaten Kepahiang diserang HIV. "Kalau ditambahkan dengan kasus pada tahun 2021 maka totalnya 31 kasus dan dari total kasus tersebut sudah 10 penderita diantaranya meninggal dunia. Ini hanya berdasarkan data yang kami dapatkan. Dimungkinkan masih banyak penderita (HIV) di luar sana (Kabupaten Kepahiang) yang tidak terlacak dan tidak mau melapor," kata Tajri, Jum'at (5/8). 

Padahal lanjut Tajri, pihaknya selalu mengingatkan supaya penderita HIV jangan takut melapor. Karena yang tidak terlacak serta tidak melapor inilah yang berbahaya. Lantaran tidak bisa dipantau oleh tenaga kesehatan dalam hal pengobatanya. Begitu pun dengan kemungkinan penularannya ke masyarakat. "Ya data penderita HIV yang ada dengan kami ini berdasarkan laporan dari 14 Puskesmas yang tersebar di daerah kita (Kabupaten Kepahiang)," jelasnya. 

Tajri menambahkan, salah satu kasus HIV yang terlacak tahun ini yakni seorang Ibu Rumah Tangga (IRT) di Kecamatan Kabawetan yang kini tengah hamil dengan usia kandungan 4 bulan. "IRT ini sudah masuk dalam pengawasan kami. Pengawasan yang dilakukan, selain memberikan obat berupa anti body, kami juga menyarankan langkah-langkah agar tidak menularkan ke orang lain khususnya orang terdekat," tuturnya.

Langkah yang dimaksud seperti tidak melakukan hubungan suami istri tanpa pengaman (Kondom), tidak menggunakan jarum suntik bekas atau bergantian, oral seks, donor darah, dan tidak menggigit atau digigit. Sebab proses penularan HIV bisa melalui darah, air mani dan mazi, cairan dari anus, cairan vagina dan ASI. "Tidak bosan kami imbau kepada penderita HIV supaya terus mengkosumsi obat dan tetap berkoordinasi dengan tenaga kesehatan sehingga bisa kembali menjalani hidup normal seperti sebelumnya. Yang terpenting jangan mudah putus asa. Orang-orang terdekat pun harus terus memberi semangat, jangan malah menjauhi," demikian Tajri. (and) 

Sumber: