Kenaikan Harga Pangan Pengaruhi Inflasi Kota Bengkulu

Kenaikan Harga Pangan Pengaruhi Inflasi Kota Bengkulu

DOK/RK : INFLASI : Perbandingan Inflasi Kota Bengkulu tahun 2021/2022--

RK ONLINE - Naiknya sebagian besar harga pangan dan pengeluaran menyebabkan sebagian besar kota yang ada di Indonesia mengalami inflasi. Begitupun dengan Kota Bengkulu. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu Juni 2022, Kota Bengkulu mengalami inflasi sebesar 0,60 persen. 

Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Ir. Win Rizal, ME mengatakan, inflasi Kota Bengkulu terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya beberapa indeks harga yang cukup besar pada beberapa kelompok pengeluaran. 

"Inflasi bulan ini utamanya disebabkan oleh naiknya harga cabai merah, bawang merah, telur ayam ras, bakso siap santap, beras, ongkos binatu/laundry, pemeliharaan/service, kol putih/ kubis, mobil dan rokok kretek filter," papar Win Rizal, Senin (4/7). 

Sedangkan pengendali besarnya inflasi dipengaruhi dengan turunnya tarif angkutan udara, daging ayam ras, tarif kendaraan travel, ikan nila, jengkol, emas perhiasan, daging sapi, ikan mujair, petai dan bawang putih. 

Sementara itu, kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi tertinggi adalah kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,98 persen, diikuti rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 1,28 persen; kesehatan sebesar 0,74 persen, dan kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,60 persen. 

Perilaku ini, diikuti kelompok penyediaan restoran sebesar 0,55 persen, pakaian dan alas kaki sebesar 0,29 persen, perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,16 persen, informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,14 persen, dan perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,09 persen. 

"Untuk kelompok pengeluaran pendidikan mengalami kestabilan. Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi adalah kelompok pengeluaran transportasi sebesar 0,71 persen," kata Win Rizal. 

Dengan inflasi sebesar 0,60 persen pada Juni 2022, maka besarnya inflasi tahun kalender (laju inflasi) sebesar 3,81 persen, dan inflasi tahunan (year on year) tercatat sebesar 4,95 persen lebih tinggi dari bulan Juni 2021 sebesar 1,89 persen

Berdasarkan pemantauan BPS di 90 kota di Indonesia, 85 kota mengalami Inflasi dan 5 kota mengalami Deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Gunung Sitoli sebesar 2,72 persen dan terendah di Pontianak sebesar 0,07 persen. Sedangkan Deflasi tertinggi terjadi di Kendari sebesar 0,61 persen dan terendah terjadi di Tanjung Pandan sebesar 0,03 persen.

Sementara itu, dari 24 Kota di Sumatera yang dipantau tingkat inflasinya Juni, 22 kota mengalami inflasi dan 2 kota mengalami deflasi. Dengan inflasi sebesar 0,60 persen kota Bengkulu menempati urutan ke 21 di wilayah Sumatra. Inflasi tertinggi di Gunung Sitoli sebesar 2,72 persen dan terendah di Lhokseumawe sebesar 0,45 persen. (gju) 

Sumber: