Wisatawan Membludak, Belum Ada Pengelola Wisata Setor PAD

Wisatawan Membludak, Belum Ada Pengelola Wisata Setor PAD

RK ONLINE - Meski wisatawan saat libur lebaran kemarin membludak, namun hingga kemarin (13/5), belum ada satupun pengelola objek wisata di Kabupaten Lebong menyetor Pendapatan Asli Daerah (PAD) sektor wisata ke kas daerah. Padahal jika dilihat saat libur lebaran Idul Fitri 1443 Hijriah lalu, ribuan wisatawan lokal maupun luar daerah memadati beberapa kawasan wisata di Kabupaten Lebong. Menariknya lagi di tahun 2022 hanya 3 objek wisata yang dibebankan PAD oleh Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Lebong. Yaitu wisata pemandian air panas Air Putih di Kecamatan Pinang Belapis, Danau Picung di Kecamatan Tubei dan wisata Pulau Harapan Danau Tes Kecamatan Lebong Selatan. Kabid Pariwisata Disparpora Lebong Agus Jidan, SE mengatakan pihaknya sudah mendapatkan target PAD dari sektor wisata sebesar Rp 50.600.000 dari Bidang Pendapatan dan Bagi Hasil untuk tahun 2022. Oleh pihaknya target tersebut selanjutnya dibagi untuk 3 objek wisata. Masing-masing Danau Picung dibebankan PAD Rp 40 juta, Air Putih Rp 15 juta dan wisata Pulau Harapan juga Rp 15 juta untuk kurun waktu satu tahun. "Jadi target yang kami berikan untuk pengelola objek wisata lebih besar dari target yang diberikan Bidang Pendapatan, " kata Agus. Terkait setoran PAD oleh pengelola wisata, Agus mengaku sudah diatur dalam kontrak. Untuk target satu tahun, setoran PAD dilakukan per semester. Yaitu pada Juli untuk semester pertama dan Desember untuk semester kedua. Sehingga kemungkinan pengelola baru akan menyerot PAD wisata pada Juli mendatang. "Sejauh ini memang belum ada pengelila wisata yang menyetorkan PAD. Karena memang teknisnya dilakukan per semester. Meski demikian lebih cepat tentu lebih bagus, " tambahnya. Dengan target tersebut, ia optimis PAD wisata bisa tercapai 100 persen bahkan over terget. Ia menegaskan akan melakukan evaluasi bagi pengelola wisata yang tak bisa memberikan kontribusi maksimal bagi daerah. "Jika diakhir tahun ada pengelola objek wisata yang tak hisa mencapai target, kami akan panggil untuk dilakukan klarifikasi alasannya. Jika dinilai alasan tak masuk akal, tak menutup kemungkinan pengelolanya akan kami ganti, " demikian Agus.   Pewarta : Eko Hatmono/Krn

Sumber: