Pedagang Minyak Goreng Jangan Bertingkah

Pedagang Minyak Goreng Jangan Bertingkah

Bupati Beri Ancaman Tindak Represif Berhenti Berburu Minyak Goreng

RK ONLINE - Bupati Kepahiang, Dr. Ir. Hidayattullah Sjahid, MM, IPU menegaskan jika Pemkab Kepahiang akan menindak tegas pengecer atau pedagang yang menjual minyak goreng di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). Karena itu pedagang minyak goreng diingatkan supaya jangan bertingkah. Jika belakangan ini sudah pernah menjual minyak goreng di atas HET yang ditentukan pemerintah, maka jangan diulangi lagi. Ditegaskan, SE Bupati tentang HET minyak goreng merupakan turunan dari Peraturan Menteri Perdagangan. Merujuk aturan tersebut, Bupati menginstruksikan agar Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk terus memantau ketersediaan minyak goreng dan melaporkan jika ada gejolak harga. "Penetapan HET itu bukan kebijakan Bupati, akan tetapi Peraturan Mendag. Namun, daerah dapat memberikan tindak represif dan penegakan hukum bagi pengecer yang menjual minyak goreng di atas HET. Bahkan Polri melalui Satgas keamanan akan melakukan penegakan hukum apabila ada yang melanggar aturan, seperti penimbunan bahan pokok di tengah kelangkaan saat ini," kata Bupati. Untuk itu, lanjut Bupati, OPD terkait yakni Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM diminta terus memantau ketersediaan minyak goreng serta melaporkan jika dijual melebihi HET. Adapun tindakan hukum atau penerapan sanksi yang akan diterapkan apabila melanggar yakni berupa surat peringatan tertulis, pemberhentian sementara aktivitas perdagangan hingga dilakukan pencabutan izin usaha. "Maka dari itu, OPD terkait harus memantaunya di pasar dan melaporkan kalau terjadi gejolak," tegas Bupati. Upaya-upaya lain agar minyak goreng tersedia, ucap Bupati, Pemkab Kepahiang mengusulkan agar diadakankannya operasi pasar. Menyangkut hal ini akan dikoordinasikan dengan Bulog. "Kemudian masyarakat juga jangan menimbun minyak goreng, beli dan gunakan sesuai kebutuhan saja," pesan Bupati. Sementara itu pola dan perilaku masyarakat yang rela antre padahal minyak goreng di rumah masih ada, sangat mempengaruhi keberadaan minyak goreng di pasar. Untuk itu masyarakat khususnya kaum ibu-ibu diminta agar membeli minyak goreng sesuai kebutuhan. Terkait isu-isu yang tidak bisa dipastikan kebenarannya seperti minyak goreng langka saat bulan puasa nanti, itu jangan dijadikan alasan untuk berburu minyak goreng. "Tugas seorang ibu memberikan masakan yang enak bagi keluarganya. Bukan berburu minyak goreng, antre hingga berdesak-desakan. Padahal minyak di rumah masih ada, masih cukup untuk masak buat keluarga," kata tokoh agama sekaligus tokoh masyarakat Kabupaten Kepahiang, Ustaz Rabiul Jayan. Dia menyarankan, ibu-ibu membeli minyak goreng sesuai kebutuhan. Jika misalnya sudah antre dan minyak goreng sudah didapatkan, beri kesempatan kepada ibu-ibu yang lain untuk antre. "Habiskan dulu yang ada. Insya Allah dengan cara seperti ini, ke depan tidak terjadi lagi kelangkaan. Karena apa? kelangkaan ini juga bisa disebabkan oleh perilaku masyarakat yang menimbun minyak goreng di rumah," turut Jayan. Dincontohkannya, dari biasanya di rumah hanya ada 1 liter atau paling banyak 2 liter, sekarang sudah mencapai 4 hingga 5 liter. "Kalau setiap masyarakat melakukan hal seperti ini, suka tidak suka, tindakan ini telah menyumbang penyebab kelangkaan minyak goreng di pasar," ujarnya. Disisi lain, Ustaz Jayan tidak menyangkal jika terjadi kelangkaan minyak goreng belakangan ini. Hal tersebut berdasarkan pemberitaan yang ada dan berdasarkan hasil penelusuran pihak kepolisian yang disebabkan adanya penimbunan oleh oknum-oknum tidak bertanggungjawab. "Betul langka, tapi kalau antre disetiap toko yang menjual minyak goreng, itu juga sudah tindakan yang salah. Kalau sudah antre, minyak gorengnya dapat, ya pulang ke rumah. Jangan malah antre lagi di toko lain. Ingat, pola pikir dan perilaku takut tidak kebagian merupakan perilaku keliru. Semuanya sudah ditempatkan oleh Allah diwaktu yang tepat, kenapa harus takut tidak kebagian. Tetap berdo'a semoga kelangkaan minyak goreng yang terjadi bisa segera berlalu," pungkasnya.   Pewarta : Reka Fitriani/Epran Antoni/Krn

Sumber: