Nyawa Sopir Truk Dihabisi Dengan Membabi Buta
RK ONLINE - Apa yang dilakukan DE (41), warga Desa Permu Bawah Kecamatan Kepahiang Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu terhadap tetangganya Ishak (45), tergambar langsung melalui rekonstruksi yang digelar Polres Kepahiang, Jumat (9/7/21). Tidak hanya dilakukan berulang - ulang, penikaman terhadap sopir truk ini juga dilakukan tersangka dengan kejam dan membabi buta. Dari pantauan langsung Radar Kepahiang, rekonstruksi ini dilaksanakan dengan memperagakan sedikitnya 10 adegan. Dari 10 adegan ini, adegan penikaman langsung diperagakan tersangka DE pada adegan urutan ke 7. Dalam adegan tersebut menggambarkan kalau tersangka DE, mencabut belati miliknya yang ada di pinggang sebelah kirinya. Kemudian tanpa ada basa - basi lagi dengan membabi buta belati tersebut langsung ditusukannya ke arah tubuh korban. Layaknya orang yang sedang kesurupan, DE menghujani korban dengan beberapa kali tusukan sampai akhirnya korban terkapar bersimbah darah. Bahkan DE sendiri mengakui kalau dirinya sama sekali tidak menyadari kalau belati miliknya sampai mengenai tangan JE (13) yang merupakan anaknya sendiri. "Saya tidak sadar dan baru mengetahui kalau anak saya juga terluka, ketika saya sudah dalam pemeriksaan petugas di Polres Kepahiang," ujar DE. Bukan hanya itu saja melalui reka ulang ini pula menunjukan jika selain korban Ishak, nyawa RA (19) putra korban Ishak juga nyaris melayang. Karena dalam adegan yang diperagakan ini menggambarkan jika dalam perkelahian maut ini, RA yang kabarnya mencoba melerai ikut ditikam oleh tersangka saat itu yang berfikir kalau RA, bertujuan untuk membantu korban Ishak untuk mengeroyok dirinya. Ditambah lagi saat itu RA juga berupaya merebut Sajam milik tersangka. "Saya tidak berniat melukai anaknya. Saya menyangka kalau saat itu anaknya mau membantu ayahnya," demikian tersangka DE. Selanjutnya Kapolres Kepahiang AKBP. Suparman, SIK, MAP melalui Kasat Reskrim AKP. Welliwanto Malau, SIK, MH menerangkan kalau rekonstruksi ini sengaja dilaksanakan di Mapolres Kepahiang dan tidak langsung di TKP. Pasalnya selain untuk kepentingan keamanan, rekonstruksi terpaksa dilaksanakan di Mapolres karena pandemi Covid-19 yang makin menjadi - jadi. "Ada 10 adegan yang diperagakan dan semua adegan, dilakukan di Polres bukan di TKP karena sekarang masih dalam situasi pandemi," terang Malau. Untuk diketahui kalau 10 adegan yang diperagakan dalam rekonstruksi ini, dimulai dari tersangka DE mengantarkan penumpangnya tidak jauh dari lokasi kejadian pada adegan pertama. Dilanjutkan dengan beberapa adegan lainnya, rekonstruksi ini ditutup dengan adegan tersangka menaiki sepeda motornya untuk melarikan diri pada adegan ke 10. Untuk memastikan rekonstruksi ini berjalan lancar, sejumlah personel juga dihadirkan untuk melakukan pengamanan. Pewarta : Jimmy Mayhendra
Sumber: