Warga Desa Tanjung Alam Ancam Demo Besar – Besaran

Warga Desa Tanjung Alam Ancam Demo Besar – Besaran

RK ONLINE - Hingga akhir Januari 2021 ini, belum ada tindaklanjut penanggulangan banjir bandang yang dilakukan Pemkab Kepahiang dan PLTA Musi terhadap warga Desa Tanjung Alam Kecamatan Ujan Mas. Saat ini, ketika turun hujan warga resah lantaran Air Sungai Musi meluap hingga nyaris masuk dapur. Khususnya bagi warga yang rumahnya berada tak jauh dari aliran sungai tersebut. Pihak desa setempat pun berharap adanya tanggapan cepat dari Pemkab Kepahiang dan PLTA Musi. Jika tidak, warga mengancam untuk melakukan demo secara besar - besaran dengan harapan dilakukan penutupan aktivitas PLTA Musi. Dikonfirmasi, Kades Tanjung Alam, Fery Marzoni mengatakan, sejak kejadian banjir bandang 26 April 2019 lalu hingga sekarang belum adanya tindaklanjut yang dilakukan Pemkab Kepahiang dan PLTA Musi. Menurutnya, apa yang disampaikan Pemkab Kepahiang dan PLTA Musi selama ini hanya janji palsu saja tanpa adanya realisasi. "Kita mengadu ke Pemkab Kepahiang, hearing bersama DPRD Kepahiang termasuk mengadu ke PLTA Ujan Ma. Namun itu hanya janji saja sebab hingga saat ini tidak ada tindaklanjutnya," tegas Fery, Kamis (28/01/2021). "Kalau hanya sebatas janji saja, terus sampai kapan tindaklanjut akan dilakukan. Sementara setiap kali turun hujan, luapan Air Sungai Musi meresahkan warga. Apalagi belum lama ini, dapur rumah warga saya hampir masuk ke Sungai Musi. Jika dibiarkan, lama - kelamaan Desa Tanjung Alam ini seluruhnya bisa tergenang Air Sungai Musi," ujarnya. Lebih lanjut dikatakan Kades, rumah warganya yang nyaris dimasuki luapan air sungai musi belum lama ini yakni dapur Asmed Fauzi. "Kalau rumah pak Asmed Fauzi ini, dapurnya pernah nyaris terbawa arus luapan Air Musi dan hampir setiap kali turun hujan, itu terjadi," sampai Fery. Fery menambahkan, sejak dulu pihaknya meminta supaya Pemkab Kepahiang dan PLTA Musi memberikan solusi terkait keberadaan Air Musi di desanya yang membuat warga resah. Apakah desanya akan dilakukan relokasi atau adanya sejenis pembangunan pelapis abrasi sehingga luapan Air Musi tidak masuk ke rumah warga dan ain sebagainya. "Tapi sejauh ini tanggapan yang diberikan hanya sebatas Sembako saja dan tidak ada tindakan untuk jangka panjangnya bagi warga saya," keluh Fery. Ditambahkan Fery, sekarang warga bingung harus mengadu kemana dan kepada siapa lagi. Karena mengadu ke Pemkab Kepahiang sudah dilakukan, DPRD Kepahiang pun sudah dan termasuk ke pihak PLTA Musi. "Mungkin melalui aksi demo besar - besaran, nanti muncul solusi bagi warga desa saya. Karena sejak kejadian banjir bandang sampai saat ini (Kemarin, red) tidak adanya tindakan lanjutannya selain membarikan bantuan Sembako," demikian Fery. Pewarta : Efran Antoni Editor     : Candra Hadinata 

Sumber: