Protokol Covid-19 Disebut Ada Unsur Kepentingan Politik

Protokol Covid-19 Disebut Ada Unsur Kepentingan Politik

RK ONLINE - Walaupun sudah ada 1 yang positif Covid-19 klaster Pasar Panorama Kota Bengkulu. Namun aktivitas jual beli di pasar ini tetap sama seperti sebelumnya. Hanya saja disayangkan dalam menjalankan aktivitasnya dagang, pedagang dinilai kurang memperhatikan protokol kesehatan Covid-19. Padahal sehari usai pelaksanaan rapid test terhadap pedagang awal minggu ini, kepolisian sudah mengingatkan pedagang termasuk masyarakat yang datang ke pasar ini mematuhi protokol kesehatan. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bengkulu, H. Herwan Antoni, SKM, M.Kes, Kamis (25/06/2020) menerangkan, pedagang yang berjualan di pasar ini kurang memperhatikan protokol Covid-19. Mereka beralasan, semua itu hanyalah untuk kepentingan politik semata tanpa memperhatikan kepentingan rakyat. "Memang kita sekarang serba salah, saat mau menerapkan protokol Covid-19 saja ada yang bilang unsur politik. Padahal ini demi kepentingan bersama untuk membantu diri sendiri serta orang lain disekitar kita. Supaya pandemi Covid-19 ini cepat berlalu dan kita kembali ke kehidupan normal seperti sediakala," kata Herwan. Herwan menambahkan, Dinkes Provinsi Bengkulu bekerjasama dengan Polda Bengkulu sudah melakukan rapid test terhadap pedagang di Pasar Panorama. Dari rapid test kedua tersebut, 6 pedagang terdeteksi reaktif Covid-19. "Kemarin (Rabu, red) kita sudah melaksanakan rapid test secara masal bekerjasama dengan Polda Bengkulu. Ada 6 orang yang dinyatakan reaktif, kita lakukan pengambilan swab. Namun tadi pagi (Kemarin, red) ada diantaranya yang tidak mau diambil swabnya," sampai Herwan. Sementara itu, Doni salah seorang pedagang ayam potong di Pasar Panorama menuturkan, secara pribadi dia tidak terpengaruh pandemi yang tengah menyelimuti dunia khususnya Provinsi Bengkulu. Karena menurutnya, penyakit yang masih simpang siur asal mulanya ini tidak akan menjadi penghalang dirinya mencari rezeki. "Mau bagaimana lagi, kalau tidak berjualan bisa-bisa saya tidak mampu memenuhi kebutuhan rumah tangga. Bantuan juga kan tidak seberapa, sedangkan kasus Covid-19 sendiri kita tidak tahu kapan berakhirnya. Sementara kehidupan dan tuntutan kebutuhan sehari-hari terus ada dan malahan semakin bertambah," ujarnya. Laki-laki 28 tahun ini menambahkan, rasa khawatir untuk berjualan di pasar panorama tetap ada di dalam dirinya. Terkait ketakutan ini, dia menuturkan akan lebih waspada. "Saya lebih waspada saja. Apalagi sudah ada salah satu dari pedagang disini terpapar Covid-19. Namun sekali ini tidak ada pengaruh terhadap aktivitas di pasar dan lihat sendiri kondisinya kondusif. Rasa khawatir pasti ada yang nama kita ini manusia, tapi seperti yang saya katakan tadi tetap tidak menghalangi aktivitas berdagang," demikian Doni. Pewarta : Febri Yulian  Editor     : Candra Hadinata 

Sumber: