Pemdes Tebat Monok Minta 3 Warganya Positif Covid-19 Diisolasi di RSUD

Pemdes Tebat Monok Minta 3 Warganya Positif Covid-19 Diisolasi di RSUD

RK ONLINE - Pemerintah Desa (Pemdes) Tebat Monok, Kecamatan Kepahiang, Kabupaten Kepahiang menyurati Gugus Tugas Percepatan pencegahan dan penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Kabupaten Kepahiang. Surat bernomor 730/256/PD-TM/2020, berisi permintaan desa agar proses isolasi pasien 01, 02 dan 03 positif Covid-19 yang selama ini dilaksanakan secara mandiri di rumah, dikembalikan ke RSUD Kepahiang. Alasannya, pemerintah desa menilai selama proses isolasi mandiri dijalankan tidak sesuai kesepakatan awal. Khususnya pada poin penjagaan personel Satpol PP, pendirian pos penjagaan dan pengawasan ketat dari petugas kesehatan, dianggap tidak berjalan sesuai harapan. "Jika memang tidak bisa memenuhinya, lebih baik ketiga pasien positif ini kembali diisolasi di rumah sakit saja. Selain kasihan pasien arena terabaikan, masyarakat juga khawatir jika pengawasannya tidak maksimal," terang Kades Tebat Monok Padilah Sandi, Amd, Jumat (15/05/2020). Selama ini, desa melihat ketiga warga sudah menjalani janjinya tidak beraktifitas di luar rumah. Kebutuhan harian tiga pasien lanjutnya, sudah ditanggung desa. Pihaknya tidak melihat ada peran maksimal dari gugus tugas, maupun OPD terkait dalam menangani pasien positif Covid-19 di desanya. Termasuk pengamanan dan penjagaan, dilakukan warga secara swadaya tanpa ada campur tangan OPD terkait dalam hal ini petugas Satpol PP. Dia khawatir, warganya yang sudah jenuh akan bersikap lain terhadap kondisi pasien. "Jangan hanya mengandalkan desa saja. Ayo bersama - sama kita melawan Covid ini. Lagipula selain desa, Pemkab, gugus tugas, tetap memiliki kewajiban terhadap 3 pasien positif ini," tegasnya. Baca Juga : Hasil Rapid Test Covid-19 Bocah 6 Tahun di Ujan Mas Positif Terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepahiang, Ir. Taufik menilai menjaga pasien saat menjalani proses isolasi, sama sekali bukan tanggung jawabnya. Ketentuan tersebut lanjutnya, sama sekali tidak ada di dalam Standar Operasi dan Prosedur (SOP) BPBD. Terkait penempatan personel Satpol PP, Taufik yang merupakan wakil sekretaris gugus tugas, langsung membantahnya. Sebab menurut Taufik, sejak ketiga pasien ini dipulangkan ke rumahnya, mereka sudah menempatkan 2 personel Satpol PP untuk berjaga. "Lagipula dalam hal ini, desalah yang harus banyak berperan," tutupnya. Sementara itu, berkaitan dengan pengawasan kesehatan, Kadinkes Kabupaten Kepahiang H. Tajri Fauzan, SKM, M.Si mengaku sudah dilaksanakan sesuai SOP. Hanya saja menurut Tajri, pengawasan kesehatan memang tidak dilakukan langsung di tempat sehingga terkesan tidak dilaksanakan secara maksimal. Sebab menurut Tajri, selama ini pengawasan kesehatan ketiga pasien dilakukan melalui komunikasi yang rutin melalui ponsel. "Bukan cuma itu, kami juga selalu menyuplai obat, vitamin dan beberapa suplemen yang dapat meningkatkan imun atau ketahanan fisik ketiga pasien ini. Jadi kalau soal kesehatan pasien, masyarakat desa tidak usah khawatir, terus dan terus kami awasi dan pentau perkembangannya," beber Tajri. Pewarta : Hendika Andesta  Editor     : Candra Hadinata 

Sumber: